Negara G7 Sepakat Batasi Harga Minyak Rusia

CNN Indonesia
Senin, 05 Sep 2022 12:10 WIB
Negara G7 sepakat untuk menerapkan pembatasan harga pada minyak Rusia untuk mengurangi kemampuan Moskow mendanai perangnya di Ukraina. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Negara-negara yang tergabung dalam G7 sepakat untuk menerapkan pembatasan harga pada minyak mentah Rusia untuk mengurangi kemampuan Moskow mendanai perangnya di Ukraina. 

Mengutip CNN, Senin (5/9), para menteri keuangan dari negara G7, yaitu Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, dan Inggris menyatakan harga maksimum akan ditetapkan oleh koalisi luas negara-negara.

Keputusan itu akan berlaku bersamaan dengan sanksi Uni Eropa berikutnya, termasuk larangan impor minyak Rusia melalui laut mulai awal Desember.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mendorong negara lain untuk memperkenalkan batas harga selama berbulan-bulan.

Negara barat telah menyetujui banyak ekspor energi Rusia, tetapi Moskow terus menghasilkan miliaran dolar per bulan dengan mengalihkan minyak ke negara-negara, seperti China dan India.

"Batas harga dirancang khusus untuk mengurangi pendapatan Rusia dan kemampuannya untuk mendanai perang agresinya, sementara membatasi dampak perang Rusia terhadap harga energi global, terutama untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah," kata para menteri keuangan G7.

Kendati demikian, kebijakan pembatasan harga untuk minyak Rusia ini rumit dilakukan. Sebab, sampai saat ini besaran harganya pun masih ditentukan. Keputusan ini juga akan membutuhkan dukungan internasional yang lebih luas agar efektif.

"Apa yang dilakukan China dan India perlu menjadi keputusan nasional bagi mereka," kata seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS melalui telepon dengan wartawan Jumat.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan Rusia mengancam akan membalas dengan melarang ekspor minyak ke negara-negara yang menerapkan batas harga.

"Kami tidak akan memasok minyak dan produk minyak bumi ke perusahaan atau negara yang memberlakukan pembatasan, karena kami tidak akan bekerja secara non-kompetitif," kata kata Novak, menurut kantor berita negara TASS.

Novak menyebut proposal untuk memberlakukan pembatasan benar-benar tidak masuk akal. Menurutnya, mereka dapat menghancurkan harga pasar minyak global. "Upaya seperti itu hanya akan mengacaukan industri minyak, pasar minyak," katanya.

Badan Energi Internasional menyebut aliran minyak mentah dan produk minyak lainnya ke Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, Jepang dan Korea Selatan turun 2,2 juta barel per hari sejak dimulainya perang di Ukraina.



(dzu/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK