Kementerian Sosial (Kemensos) pede bantuan langsung tunai (BLT) bahan bakar minyak (BBM) yang digelontorkan pemerintah demi membantu masyarakat miskin menghadapi tekanan kenaikan harga pertalite dan solar bisa mengurangi angka kemiskinan hingga 1 persen.
"Jadi, pola pikirnya, kalau perhitungan Kemenkeu dari bantalan bansos itu bisa mengurangi kemiskinan sampai 1 persen. Kalau BLT BBM ya mungkin hanya terbatas hitungannya, tapi, kalau digabung dengan BLT yang lain, sudah tentu ini akan mempengaruhi dan paling tidak menjaga rate kemiskinan tidak sampai meningkat kembali," kata Sekretaris Jenderal Kemensos Harry Hikmat dalam keterangan tertulis, Selasa (6/9).
Harry mengatakan BLT BBM merupakan 'bantalan' sosial bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia sehingga mereka dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat, termasuk harga pertalite dan solar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Harry menuturkan saat ini Kemensos bersama dengan kementerian lain bersepakat untuk tidak hanya mengandalkan skema bansos supaya angka kemiskinan bisa ditekan. Pemerintah juga terus mengedukasi masyarakat penerima bansos supaya menggunakan bantuan yang diberikan kepada mereka untuk kegiatan yang lebih produktif.
"Diupayakan ada edukasi kepada masyarakat, bahwa uang yang diterima itu bukan untuk kebutuhan konsumtif belaka, tapi bisa digunakan untuk tambahan modal usaha," tuturnya.
Usaha ekonomi produktif itu, kata dia, bisa diciptakan dengan uang bansos yang telah mereka terima secara tunai. Menurutnya, hal ini perlu dilaukan masyarakat agar bansos tidak menimbulkan ketergantungan.
Pemerintah menggelontorkan BLT untuk membantu 20,65 juta rumah tangga miskin menghadapi dampak kenaikan harga pertalite dan solar. Bantuan digelontorkan selama 4 bulan dengan besaran Rp150 ribu per keluarga miskin per bulan.
Dengan kata lain total bantuan mencapai Rp600 ribu.