3 Daftar Risiko Jika Jokowi Nekat Impor Minyak dari Rusia

CNN Indonesia
Senin, 12 Sep 2022 16:44 WIB
Pengamat menilai negara Barat dan AS akan mengurangi investasi jika RI nekat mengimpor minyak dari Rusia.
Pengamat menilai negara Barat dan AS akan mengurangi investasi jika RI nekat mengimpor minyak dari Rusia. Ilustrasi. (AFP/Fayez).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka opsi RI akan mengimpor minyak mentah dari Rusia di tengah lonjakan harga komoditas itu di pasar global.

Menurut Jokowi, pemerintah sedang mengkaji sejumlah opsi demi mendapatkan minyak dengan harga lebih murah. Salah satunya membeli minyak dari Rusia.

"Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," ungkap Jokowi, dikutip dari channelnewsasia.com, Senin (12/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wacana pembelian minyak dari Rusia sebenarnya sudah diungkapkan sejak akhir Maret 2022 oleh PT Pertamina (Persero).

Saat itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan manajemen akan mengimpor minyak mentah dari Rusia. Pasalnya, harga minyak dari Negeri Beruang Merah itu lebih murah di tengah konflik dan hujan sanksi dari negara-negara barat.

"Di saat harga sekarang situasi geopolitik, kami melihat ada opportunity untuk membeli dari Rusia dengan harga yang baik," ungkap Nicke dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR pada akhir Maret 2022.

Nicke mengaku pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Bank Indonesia (BI) untuk mengimpor minyak dari Rusia.

Menurut dia, rencana ini tak akan berdampak negatif dari sudut pandang politik asalkan Pertamina membeli dari perusahaan yang tak dikenakan sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina.

"Untuk masalah ini, secara politik tidak akan masalah sepanjang perusahaan yang kami deal ini tidak terkena sanksi," jelas Nicke.

Namun, rencana itu batal. Manajemen beralasan stok minyak di kilang milik Pertamina sudah sesuai dengan jumlah kebutuhan di RI.

Kemudian, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengklaim Rusia sudah menawarkan RI untuk membeli minyak dari negara dengan harga 30 persen lebih murah dari harga pasar internasional pada bulan lalu.

"Rusia menawarkan ke kita, eh lu mau nggak India sudah ambil nih minyak kita harganya 30 persen lebih murah daripada harga pasar internasional. Kalau buat teman-teman CEO Mastermind ambil nggak? Ambil. Pak Jokowi pikir yang sama, ambil," ucap Sandi di akun Instagram-nya, @sandiuno.

Kendati lebih murah, tetapi Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira khawatir rencana pembelian minyak dari Rusia bisa memberikan beberapa risiko ke Indonesia.

1. Bisa membuat negara Eropa dan AS mengurangi impor dari Indonesia.

Ia mengatakan kebijakan Indonesia mengimpor minyak Rusia bisa membuat Eropa dan AS mengurangi impor dari Indonesia. Maklum, berbagai negara di Eropa dan AS telah menjatuhkan banyak sanksi ekonomi untuk Rusia setelah menginvasi Ukraina.

"Perlu mengantisipasi misalnya ketika negara-negara tujuan ekspor itu menemukan bahwa bahan baku yang dibeli oleh Indonesia mengandung minyak dari Rusia. Jadi ada konsekuensi bisa dihambat produk Indonesia masuk ke negara-negara lain," ungkap Bhima kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

2. Penurunan investasi

Tak hanya itu, jika pemerintah dan Pertamina mengimpor minyak dari Rusia, maka Eropa dan AS berpotensi mengurangi investasi di RI. Sebab, dua negara itu yang memberikan sanksi paling banyak untuk Rusia.

"Bisa berpengaruh ke investasi migas di Indonesia. Perusahaan asing di negara barat lebih berhati-hati untuk investasi kilang. Jadi malas karena Indonesia dinilai pro Rusia," ucap Bhima.

3. Gangguan pertumbuhan ekonomi

Jika ekspor dan investasi terganggu, bukan tak mungkin pertumbuhan ekonomi RI akan tertekan. Saat ini, ekspor dan investasi adalah dua komponen membentuk produk domestik bruto (PDB) di dalam negeri.

Beli Minyak Rusia Mendesak

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER