Inpex Akan Revisi Kembali Rencana Pengembangan Proyek Blok Masela

CNN Indonesia
Kamis, 22 Sep 2022 05:51 WIB
Inpex Corp diperkirakan mengajukan revisi rencana pengembangan untuk proyek gas LNG Abadi di Indonesia pada akhir tahun ini.
Inpex Corp diperkirakan mengajukan revisi rencana pengembangan untuk proyek gas LNG Abadi di Indonesia pada akhir tahun ini. (www.inpex.co.jp).
Jakarta, CNN Indonesia --

Perusahaan minyak dan gas asal Jepang, Inpex Corp, disebut akan mengajukan revisi rencana pengembangan untuk proyek gas LNG Abadi blok Masela di Indonesia pada akhir tahun ini.

Rencananya, dalam revisi itu mereka akan memasukkan instalasi penangkap karbon dalam investasi mereka.

Mengutip CNA, Rabu (21/9), Inpex memimpin investasi ke proyek LNG Abadi Indonesia yang sebelumnya diperkirakan menelan biaya sekitar US$20 miliar atau setara dengan Rp300,8 triliun (asumsi kurs Rp15.040 per dolar AS).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proyek ini mengalami penundaan selama bertahun-tahun setelah revisi dalam perencanaan, termasuk untuk mengakomodasi permintaan pemerintah untuk memindahkan proyek ke darat.

"Inpex selaku pimpinan konsorsium sudah memutuskan akan dimasukkan CCUS (carbon capture, utilization and storage) yang artinya akan ada tambahan belanja modal di sana," kata Dwi Soetjipto, ketua regulator hulu migas Indonesia, di sela-sela dari konferensi industri.

Dia mengatakan masuknya CCUS diperkirakan menelan biaya tambahan US$1,4 miliar atau Rp21 triliun.

Ia menambahkan perusahaan juga akan menghitung ulang nilai proyek karena kenaikan harga gas. Dwi berharap rencana pengembangan baru bisa disampaikan pada Desember.

Sementara itu, dia mengatakan Shell telah mengkomunikasikan kepada pihak berwenang terkait rencana mereka untuk melepaskan 35 persen saham di proyek LNG Abadi di blok Masela.

Awal bulan ini, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah berencana membentuk konsorsium yang terdiri dari perusahaan minyak negara Pertamina, dana kekayaan negara Otoritas Investasi Indonesia (INA) dan perusahaan lain yang dapat mengambil alih saham Shell.

"Kami yakin semua ini bisa berjalan paralel dengan pembentukan konsorsium baru," kata Dwi.

[Gambas:Video CNN]



(dzu/agt)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER