Bank Dunia Wanti-wanti Perusahaan Indonesia Rentan Depresiasi Kurs

CNN Indonesia
Kamis, 29 Sep 2022 08:21 WIB
Bank Dunia mewanti-wanti Indonesia dan beberapa negara lain di kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP) perihal utang swasta yang bakal jatuh tempo.
Bank Dunia mewanti-wanti Indonesia dan beberapa negara lain di kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP) perihal utang swasta yang bakal jatuh tempo. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Dunia (World Bank) mengingatkan perusahaan di Indonesia dan beberapa negara lain di kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP) rentan depresiasi nilai tukar.

Rilis Bank Dunia edisi Oktober 2022 tentang perekonomian Asia Timur dan Pasifik (EAP) mengklasifikasikan perbedaan pinjaman sindikasi dan obligasi dari negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP).

Indonesia tercatat sebagai salah satu negara pemilik utang swasta dengan porsi mata uang asing tertinggi. Kondisi serupa juga terjadi di Filipina dan Vietnam di mana utang jatuh tempo lebih besar dalam bentuk pinjaman sindikasi dibanding obligasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setidaknya 60 persen dari utang akan jatuh tempo dalam mata uang asing, sehingga perusahaan-perusahaan di negara tersebut rentan terhadap depresiasi nilai tukar," lanjut laporan tersebut.

Bank Dunia juga menyinggung soal risiko rollover yang bervariasi bagi negara-negara EAP. Volume pinjaman sindikasi dan obligasi jatuh tempo dari sektor non-finansial antara 2022-2023 cukup besar dipikul sejumlah negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik.

"Sebagai contoh, perusahaan di Malaysia punya utang setara sekitar 8 persen dari PDB yang jatuh tempo antara 2022-2023. Thailand punya rasio utang sekitar 6 persen dari PDB dan di Indonesia hampir 5 persen dari PDB," rinci Bank Dunia.

Meski begitu, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil di angka 5,1 persen untuk 2022 dan 2023. Angka tersebut tak berubah dari proyeksi Bank Dunia edisi April 2022.

[Gambas:Video CNN]



(skt/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER