Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumpamakan kenaikan harga minyak dunia seperti roller coaster. Pasalnya, arah pergerakan harga minyak bisa berubah drastis hanya dalam hitungan hari.
Kondisi ini, sambungnya, membuat harga bahan bakar minyak (BBM) seperti solar, pertalite dan pertamax di dalam negeri ikut terkerek.
"Bayangkan kenaikan harga BBM year to date (ytd) harga minyak naiknya 15 persen, tapi month to date harga minyak jatuh 10 persen. Begitu gelombang harga itu begitu roller coaster, ke seluruh gelombang volatilitas," ujarnya dalam UOB Economic Outlook 2023, Kamis (29/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Menurutnya, jika kenaikan harga minyak yang drastis ini langsung dirasakan atau diimplementasikan tanpa ada intervensi dari pemerintah, maka tak akan bisa bertahan. Sebab, harga BBM saat ini meski mengalami kenaikan tapi masih di bawah harga keekonomiannya.
"Rakyat dan pelaku ekonomi jika langsung dihadapkan dengan gelombang itu, pasti tidak akan bisa bertahan," imbuhnya.
Bendahara negara ini mengatakan kenaikan harga minyak ini disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina. Kondisi di luar dugaan karena saat pandemi covid-19 harga minyak justru turun dan capai titik terendah atau sempat tak ada harganya.
"Tiba-tiba harga minyak naik tiga kali lipat, hanya dalam hitungan bulanan, semua harga komoditas meningkat dalam level sangat tinggi dan itu menyebabkan guncangan yang tidak mudah dan tidak kecil," jelasnya.
Lihat Juga : |
Meski demikian, ia menyebutkan kondisi Indonesia saat ini masih relatif stabil. Tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang tetap tinggi di atas 5 persen pada kuartal I dan II, dan akan lebih tinggi lagi di kuartal berikutnya.
Hal ini tak terlepas dari peran APBN yang siap sedia menjadi shock absorber untuk melindungi rakyat dari guncangan dan risiko global.
"APBN menjadi shock absorber, shock-nya sebetulnya sangat, tapi masyarakat, anda semuanya masih bisa duduk di sini, menikmati listrik, menikmati AC, keluar masih makan, jalan di luar masih macet. Padahal, di belahan dunia lain, kondisi sangat-sangat berbeda," ungkapnya.