EDUKASI KEUANGAN

Dunia Terancam Resesi dan Stagflasi, Lebih Baik Nabung atau Investasi?

CNN Indonesia
Sabtu, 01 Okt 2022 09:00 WIB
Perencana keuangan menyarankan Anda untuk menyimpan uang tunai, membeli obligasi, atau berinvestasi emas di tengah ancaman resesi.
(CNN Indonesia/Safir Makki).

Emas

Dandy mengatakan emas juga bisa menjadi pilihan utama. Sebab, emas sendiri merupakan aset safe haven.

Umumnya, ketika perekonomian sedang terpuruk, harga emas cenderung naik. Hal ini sudah terbukti saat krisis akibat pandemi covid-19.

Saat itu, banyak investor mengalihkan uangnya ke emas, sehingga harganya pun naik. Hal ini bisa kembali dimanfaatkan investor apabila terjadi resesi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita berkaca dengan kondisi saat krisis covid-19, orang berbondong-bondong mengalihkan dananya ke emas, alhasil harga emas jadi naik saat pandemi," kata Dandy.

Reksa Dana

Perencana Keuangan OneShildt Consulting Imelda Tarigan berpendapat meski ancaman resesi global kian nyata di tahun depan, Indonesia tidak akan terlalu terkena dampak.

Sebab, kondisi fundamental makro ekonomi RI masih relatif lebih baik dari pada negara-negara adidaya seperti AS dan Eropa.

Oleh karena itu, untuk instrumen investasi pun bisa memilih sektor yang mendukung perputaran ekonomi domestik, seperti reksa dana, khususnya pendapatan tetap.

Reksa dana pendapatan tetap adalah dana yang diinvestasikan minimum 80 persen dari nilai aktiva bersih yang berupa surat utang atau obligasi. Adapun sisanya merupakan investasi yang ditanamkan pada pasar uang.

Selain bisa mendukung perputaran ekonomi global, menurut Imelda, instrumen investasi ini juga memiliki prospek baik dalam dua tahun ke depan.

"Less volatile, return-nya masih lebih tinggi dari inflasi, prospek setelah dua tahun lagi masih positif," ungkap Imelda.



(mrh/bir)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER