Dandy mengatakan emas juga bisa menjadi pilihan utama. Sebab, emas sendiri merupakan aset safe haven.
Umumnya, ketika perekonomian sedang terpuruk, harga emas cenderung naik. Hal ini sudah terbukti saat krisis akibat pandemi covid-19.
Saat itu, banyak investor mengalihkan uangnya ke emas, sehingga harganya pun naik. Hal ini bisa kembali dimanfaatkan investor apabila terjadi resesi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita berkaca dengan kondisi saat krisis covid-19, orang berbondong-bondong mengalihkan dananya ke emas, alhasil harga emas jadi naik saat pandemi," kata Dandy.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN 4 Tips Siasati Cicilan KPR di Tengah Kenaikan Suku Bunga BI |
Perencana Keuangan OneShildt Consulting Imelda Tarigan berpendapat meski ancaman resesi global kian nyata di tahun depan, Indonesia tidak akan terlalu terkena dampak.
Sebab, kondisi fundamental makro ekonomi RI masih relatif lebih baik dari pada negara-negara adidaya seperti AS dan Eropa.
Oleh karena itu, untuk instrumen investasi pun bisa memilih sektor yang mendukung perputaran ekonomi domestik, seperti reksa dana, khususnya pendapatan tetap.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Siasat Kantong Anti Boncos usai Tarif Ojol dan BBM Naik |
Reksa dana pendapatan tetap adalah dana yang diinvestasikan minimum 80 persen dari nilai aktiva bersih yang berupa surat utang atau obligasi. Adapun sisanya merupakan investasi yang ditanamkan pada pasar uang.
Selain bisa mendukung perputaran ekonomi global, menurut Imelda, instrumen investasi ini juga memiliki prospek baik dalam dua tahun ke depan.
"Less volatile, return-nya masih lebih tinggi dari inflasi, prospek setelah dua tahun lagi masih positif," ungkap Imelda.