Inflasi di Jerman tembus 10,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada September 2022.
Mengutip reuters, Jumat (30/9), realisasi inflasi Jerman lebih tinggi dari ekspektasi sejumlah pihak yang hanya 10 persen.
Beberapa pihak mengatakan inflasi Jerman akan mempengaruhi situasi di Zona Euro. Sejumlah pihak bahkan memproyeksi inflasi di Zona Euro tembus 9,6 persen pada September 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara mengutip ft.com, inflasi Jerman melonjak lebih dari dua digit untuk pertama kalinya dalam 70 tahun terakhir atau sejak 1951 silam. Hal ini mengartikan bahwa situasi di Eropa semakin parah.
"Inflasi sangat panas di Jerman. Sulit melihat bagaimana bank sentral Eropa tidak dapat menaikkan suku bunga sebesar 0,75 persen untuk ketiga kalinya berturut-turut pada pertemuan bulan depan," ungkap Ekonom ING Carsten Brzeski.
Tercatat, harga energi naik 4,39 persen sejak Januari hingga September 2022. Lalu, harga pangan naik 18,7 persen dan harga jasa naik 3,6 persen.
Sementara, Leibniz Institute for Economic Research memproyeksi ekonomi Jerman hanya tumbuh 1,4 persen tahun ini. Namun, Jerman berpotensi kontraksi 0,4 persen pada 2023 dan kembali tumbuh 1,9 persen pada 2024.
"Jika kita mendapatkan konsumsi gas musim dingin yang jauh lebih dingin akan tumbuh secara signifikan yang akan meningkatkan kemungkinan kekurangan gas. Itu akan berdampak lebih besar pada PDB daripada yang kami asumsikan dalam perkiraan kami," jelas Torsten Schmidt dari Leibniz Institute for Economic Research.
(aud/dzu)