Utang AS Tembus Rp472 Ribu Triliun, Pertama Kali dalam Sejarah

CNN Indonesia
Rabu, 05 Okt 2022 08:52 WIB
Utang AS menembus US$31,1 triliun atau sekitar Rp472,1 ribu triliun (asumsi kurs Rp15.180 per dolar AS) untuk pertama kalinya dalam sejarah. Ilustrasi. (morgueFile/click).
Jakarta, CNN Indonesia --

Utang publik Amerika Serikat (AS) melonjak hingga menembus US$31,1 triliun atau sekitar Rp472,1 ribu triliun (asumsi kurs Rp15.180 per dolar AS) untuk pertama kalinya dalam sejarah pada awal pekan ini.

Kementerian Keuangan AS mengumumkan lonjakan utang itu pada Selasa (4/10), waktu setempat, di tengah ketidakpastian ekonomi, kenaikan inflasi dan peningkatan suku bunga acuan.

Pemerintah AS melakukan pinjaman selama pandemi covid-19 untuk membantu menopang perekonomian negara ketika virus mematikan itu menjungkirbalikkan kehidupan, pasar tenaga kerja, dan rantai pasokan.

Utang yang belum dibayar naik hampir US$8 triliun sejak awal tahun 2020. Angka itu juga melonjak sebesar US$1 triliun hanya dalam delapan bulan.

Pinjaman yang terjadi di bawah pemerintahan Trump dan di awal pemerintahan Biden datang pada saat suku bunga rendah.

Sekarang, selama periode inflasi yang tinggi secara historis dan serangkaian kenaikan suku bunga yang tajam oleh The Federal Reserve (The Fed), biaya pinjaman jauh lebih tinggi.

Komite Anggaran Fiskal yang Bertanggung Jawab (CRFB) bulan lalu memperkirakan kebijakan Presiden Joe Biden dapat menambah defisit US$4,8 triliun antara 2021 dan 2031.

"Peminjaman yang berlebihan akan menyebabkan tekanan inflasi yang berkelanjutan, mendorong utang nasional ke rekor baru segera setelah 2030 dan pembayaran bunga federal tiga kali lipat selama dekade berikutnya - atau bahkan lebih cepat jika suku bunga naik lebih cepat atau lebih dari yang diharapkan," tulis CRFB seperti dikutip dari CNN, Rabu (5/10).

Tingkat pinjaman Amerika melonjak selama satu dekade terakhir. Kementerian Keuangan AS mencatat utang publik yang beredar adalah US$10,6 triliun ketika mantan Presiden Barack Obama menjabat pada 20 Januari 2009.

Lalu, utang naik menjadi US$19,9 triliun ketika mantan Presiden Donald Trump menjabat pada 20 Januari 2017; dan US$27,8 triliun ketika Biden menjabat pada 20 Januari 2021.

Ekonom Mizuho Securities Alex Pelle mengungkapkan lonjakan utang ke level sejarah baru menunjukkan "masalah yang sangat besar" di masa depan. Namun, dalam waktu dekat, tingginya tingkat inflasi menjadi perhatian tertinggi.

"Semua jenis masalah utang benar-benar merupakan masalah potensial - saya bahkan tidak akan mengatakan masalah tertentu - tetapi masalah potensial selama lima hingga 10 tahun ke depan," ujarnya.

Kendati demikian, sambungnya, salah satu keuntungan menjadi mata uang cadangan dunia adalah semua orang ingin membeli utang AS dengan harga murah.



(sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK