Apartemen Lebih Kebal Terhadap Kenaikan Suku Bunga Dibanding Rumah

tim | CNN Indonesia
Rabu, 05 Okt 2022 15:52 WIB
Penjualan unit apartemen dinilai lebih tahan terhadap kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) dari pada rumah tapak.
Penjualan unit apartemen dinilai lebih tahan terhadap kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) dari pada rumah tapak. (Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Penjualan unit apartemen dinilai lebih tahan terhadap kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) dari pada rumah tapak.

Senior Associate Director Colliers Ferry Salanto mengatakan secara umum kenaikan suku bunga memang berpengaruh terhadap industri properti.

Sebab, suku bunga acuan BI menjadi patokan bagi bank dalam menetapkan bunga deposito dan kredit, termasuk kredit masyarakat, seperti kredit pemilikan rumah (KPR), hingga kredit kendaraan bermotor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya saja, dampak dari kenaikan suku bunga terhadap apartemen tidak separah pada rumah tapak.

Hal ini karena 60 persen pembeli apartemen adalah orang yang berinvestasi. Sedangkan 80 sampai 90 persen pembeli rumah tapak adalah mereka yang memang butuh hunian.

"Ini harus menjadi perhatian. Karena selama ini sektor rumah tapak, untuk jenis residensial, memberikan kontribusi yang cukup baik dalam penjualan properti secara keseluruhan dan marketnya masih sangat luas," katanya pada Zoom Meeting, Rabu (5/10).

"Jangan sampai daya beli turun, mengingat 2023 ada ancaman resesi. Tentu ini membuat proyeksi perumahan akan mengalami penurunan (jika terjadi resesi)," sambung Ferry.

Di lain sisi, Director Colliers Monica Koesnovagril menyoroti dampak yang dirasakan oleh developer dari kenaikan suku bunga acuan BI.

Ia mengatakan karena terkereknya suku bunga BI, kenaikan lending rate membuat biaya yang dikeluarkan developer bakal membengkak.

"Hampir semua developer membiayai pembangunannya dengan pinjaman. Ketika lending rate naik, biaya naik. Kenaikan BBM juga membuat kenaikan bahan baku yang diperlukan," tuturnya.

Oleh karena itu, Monica menyarankan untuk proses pembangunan rumah tapak di masa mendatang.

"Landed house harus bisa lebih compact, harganya, pembangunannya di tempat-tempat dengan komponen landhouse yang tidak terlalu besar. Itu (solusi) untuk mengatasinya," pungkasnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen pada 22 September.

[Gambas:Video CNN]



(skt/dzu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER