Bank Dunia Pastikan Eropa Timur dan Asia Tengah Resesi Tahun Depan

CNN Indonesia
Rabu, 05 Okt 2022 14:31 WIB
Bank Dunia (World Bank) menyatakan negara-negara di Eropa Timur dan Asia Tengah akan jatuh ke lubang resesi pada 2023 mendatang.
Bank Dunia (World Bank) menyatakan negara-negara di Eropa Timur dan Asia Tengah akan jatuh ke lubang resesi pada 2023 mendatang. (AFP/Olga Maltsseva).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Dunia (World Bank) menyatakan negara-negara di Eropa Timur dan Asia Tengah akan jatuh ke lubang resesi pada 2023 mendatang.

Resesi itu dipicu oleh pemutusan pasokan energi dari Rusia ke Uni Eropa. Bank Dunia memprediksi PDB kolektif di kawasan Eropa dan Asia Tengah bakal terkontraksi 0,2 persen pada akhir tahun ini. Lalu, kembali terkontraksi 0,3 persen pada 2023.

Dalam catatan terpisah tentang dampak krisis energi global, Bank Dunia mengatakan penghentian pasokan energi yang diperpanjang ke Uni Eropa dapat memicu resesi bagi negara-negara Eropa dan Asia Tengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dampaknya akan lebih besar pada negara-negara yang lebih bergantung pada gas alam Rusia. Sementara, negara-negara yang memiliki akses ke pasokan gas alternatif atau lebih banyak produksi energi domestik tidak akan terlalu terdampak.

Pengelompokan regional Bank Dunia meliputi Albania, Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Bosnia dan Herzegovina, Bulgaria, Kroasia, Georgia, dan Kazakhstan.

Selanjutnya, Kosovo, Kirgistan, Moldova, Montenegro, Makedonia Utara, Polandia, Rumania, Rusia, Serbia, Tajikistan, Turki, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan.

Di sisi lain, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Eropa dan Asia Tengah Anna Bjerde memperkirakan ekonomi Ukraina menyusut 35 persen pada tahun ini.

Angka itu memang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, namun ekonomi Ukraina tetap akan terpuruk karena kehancuran kapasitas produktif, kerusakan lahan pertanian, dan berkurangnya pasokan tenaga kerja.

"Ukraina masih membutuhkan dukungan keuangan yang sangat besar karena perang terus berkecamuk serta untuk proyek-proyek pemulihan dan rekonstruksi yang bisa dimulai dengan cepat," ungkap Bjerde seperti dikutip dari CNA, Rabu (5/10).

Menurutnya, pemulihan dan rekonstruksi Ukraina di seluruh sektor sosial, produktif, dan infrastruktur memerlukan dana setidaknya US$349 miliar. Itu berarti lebih dari 1,5 kali ukuran PDB pada 2021.

Bank Dunia juga menyatakan ekonomi Rusia diperkirakan terkontraksi 4,5 persen pada 2022. Lalu, ekonomi Rusia diperkirakan menyusut 3,6 persen pada 2023.

Sementara itu, ekonomi Turki diperkirakan tumbuh 4,7 persen pada 2022, meningkat dari perkiraan 2,3 persen pada Juni lalu. Sedangkan, pada 2023 ekonomi Turki diperkirakan hanya tumbuh 2,7 persen.

Bank Dunia menyatakan perekonomian di wilayah Eropa dan Asia Tengah masih dibayangi oleh ketidakpastian imbas perang yang berkepanjangan.

"Risiko tekanan keuangan juga tetap tinggi, mengingat tingkat utang dan inflasi yang tinggi," tulis Bank Dunia.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER