Lampu Kuning Investasi Saham Berkedip, Hindari Sektor Teknologi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 49,84 poin atau 0,70 persen ke level 7.026 pada perdagangan pekan lalu. Investor asing mencatat jual bersih atau net sell di seluruh pasar sebesar Rp1,30 triliun.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham tercatat tumbuh tiga kali dan melemah dua kali. Secara total, performa indeks saham melemah 0,2 persen.
Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gusti Alit Nityaryana menilai kapitalisasi bursa menurun 0,04 persen, yaitu dari Rp9.238 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp9.234 triliun.
Lihat Juga : |
Sementara, peningkatan terjadi pada rata-rata volume transaksi bursa sebesar 0,55 persen dari 23,28 miliar saham menjadi 23,41 miliar saham.
Sebaliknya, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa menurun 1,08 persen dari 1.238.025 pada pekan sebelumnya menjadi 1.224.595 kali.
"Rata-rata nilai transaksi harian bursa juga mengalami penurunan 7,14 persen menjadi Rp12,92 triliun dari Rp13,91 triliun," ujarnya seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (7/10).
Analis Pasar Modal Oktavianus Audi memprediksi selama sepekan ke depan IHSG masih akan melanjutkan tren pelemahan di rentangsupport6.900 danresistance7.150.
Lihat Juga : |
IHSG diperkirakan bakal dipengaruhi sentimen negatif. Walau The Fed sudah menaikkan suku bunga sebesar 75 bps pada September 2022, tapi pertemuan FOMC dan rilis data inflasi masih membuka peluang suku bunga kembali naik.
Oktavianus juga menyinggung rilis data indeks konsumen Indonesia yang diperkirakan menurun ke level 123 pada September 2022 dari sebelumnya 124,7. Ini merupakan sentimen kurang baik karena keyakinan serta ekspektasi konsumen terhadap ekonomi yang akan datang semakin melemah.
"Dari komoditas minyak mentah, rencana OPEC+ akan menurunkan produksi memperberat ekonomi untuk stabil. Harga pada Jumat lalu, naik mencapai 5 persen untuk Crude Oil. Ini sentimen negatif, karena minyak menjadi salah satu penyumbang inflasi global," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (9/10).
Dalam kondisi ini, ia menyarankan investor untuk memperbesar alokasi uang tunai (cash)yang diarahkan ke tenor jangka panjang dengan saham yang lebih defensif, seperti konsumer.
Sementara, sektor yang harus dihindari saat ini adalah teknologi, infrastruktur, dan perindustrian. Sebaliknya, sektor yang dapat dicermati pekan ini adalah energi, secara khusus subsektor seperti minyak mentah dan pertambangan batu bara.
Secara teknikal, Oktavianus merekomendasikan tiga saham pilihan di sektor energi. Pertama, ada PT Elnusa Tbk atau ELSA yang ditutup stabil 322 pekan lalu. Ia menyarankan buy on break(BoB) 330. ELSA diproyeksi bisa menyentuh 358.
Kemudian, PT Bukit Asam Tbk atau PTBA yang ditutup menguat 1,42 persen ke level 4.290 pekan lalu. Ia memprediksi PTBA bisa menyentuh 4.520.
Selanjutnya, Oktavianus merekomendasikan PT Timah Tbk (TINS) yang menguat 1,45 persen ke level 1.395 pada penutupan pekan lalu. Ia memproyeksi TINS bergerak di rentang 1.360 hingga 1.515.