Eropa Masih Cari Titik Temu Soal Pembatasan Harga Gas
Negara-negara di Uni Eropa berencana melanjutkan upaya dalam menjinakkan harga energi atau gas yang melonjak. Namun rencana tersebut hingga kini belum ada titik temu.
Rencana menjinakkan harga gas adalah upaya Eropa melindungi konsumen dari lonjakan tagihan di tengah krisis biaya hidup dan bayang-bayang ancaman resesi.
"Kita perlu menemukan solusi cepat yang akan berlaku untuk semua Uni Eropa," kata seorang pejabat senior Uni Eropa. "Solusi nasional bukanlah jalan ke depan," imbuhnya.
Mengutip Reuters, Rabu (12/10), para menteri energi Uni Eropa bertemu di Praha hari ini untuk mencoba memberikan instruksi yang lebih jelas tentang apa yang harus diusulkan oleh Komisi Eropa sebagai langkah energi darurat blok berikutnya.
Tetapi negara-negara masih tidak dapat memutuskan apa yang mereka inginkan.
Saat ini harga gas hampir 90 persen lebih tinggi dari tahun lalu, sebagian besar negara Uni Eropa mengatakan mereka menginginkan batas harga gas, tetapi tidak setuju dengan desainnya. Beberapa negara, termasuk Jerman, pasar gas terbesar di Eropa, tetap menentang.
Pembicaraan di antara para pemimpin UE pekan lalu tidak banyak menjelaskan langkah selanjutnya.
Dalam diskusi tersebut, seorang diplomat Uni Eropa mengatakan ada rencana Benua Biru untuk mengajukan batas harga untuk semua gas, gas pipa, atau hanya gas yang digunakan untuk menghasilkan listrik.
Pejabat senior Uni Eropa mengatakan negara-negara condong ke model Iberia, pembatasan harga gas yang digunakan untuk pembangkit listrik sebagai perbaikan cepat.
Spanyol dan Portugal menerapkan skema itu pada Juni, yang membantu mengekang harga listrik lokal.
Gagasan itu mendapat dukungan di antara negara-negara lain, meskipun beberapa khawatir itu bisa meningkatkan permintaan gas UE, karena penggunaan gas Spanyol meningkat di bawah ukuran itu.
Negara-negara Uni Eropa telah bergegas melalui retribusi keuntungan tak terduga energi darurat, kewajiban pengisian penyimpanan gas.
Kemudian, pembatasan permintaan listrik untuk mengatasi lonjakan harga energi yang didorong oleh Rusia memangkas pasokan gas sejak menginvasi Ukraina.
Tetapi tekanan untuk menyetujui lebih banyak tindakan di seluruh Uni Eropa telah meningkat setelah Jerman mengatakan akan menghabiskan hingga 200 miliar euro untuk melindungi konsumen dan bisnisnya dari biaya energi yang tinggi.