Harga Minyak Dunia Makin Mahal, Alasan Tepat Tak Tunda Transisi Energi
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menilai lonjakan harga minyak dunia menjadi alasan tepat pemerintah untuk tak menunda pelaksanaan transisi energi.
"BUMN harus mulai mengembangkan sumber energi bersih dibandingkan membangun pembangkit listrik tenaga fosil," ujar Pahala dalam SOE International Conference di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10).
Pahala menambahkan Kementerian BUMN mendorong proses dekarbonisasi sebagai salah satu cara melakukan transisi energi.
Dekarbonisasi adalah proses penggantian bahan bakar fosil dengan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Proses ini bisa menjadi sebuah lompatan besar bagi BUMN untuk merealisasikan ketahanan dan kemandirian energi.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan BUMN dalam melakukan dekarbonisasi, salah satunya bersinergi dengan sejumlah pihak.
"Transisi energi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari karena Indonesia sudah menetapkan target mencapai emisi net zero pada 2060 dan pengurangan emisi 32 persen pada 2030," paparnya.
Salah satu sinergi yang sudah dilakukan BUMN terwujud dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) yang telah meluncurkan Energy Transition Mechanism (ETM).
Lihat Juga : |
Ia menerangkan ETM berguna untuk mengurangi ketergantungan sejumlah negara terhadap energi fosil dan beralih ke energi bersih.
Menurut Direktur Energy Division Department ADB Toru Kubo, pembiayaan menjadi isu krusial dalam transisi energi fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT).
"Karena itu harus ada blended financing yang membuat kreditur bisa menerima dana untuk program mengurangi emisi gas rumah kaca, namun di sisi lain juga harus ditetapkan harga karbon yang baik," kata Kubo dalam acara yang sama.
Lihat Juga : |
Selain Indonesia, ADB sudah bekerja sama dengan Filipina dan Vietnam dalam melakukan transisi energi.
ADB juga bekerja sama dengan institusi finansial regional dan global untuk membentuk Asset Regeneration Platform demi meningkatkan investasi yang bankable di sektor perubahan iklim.