ANALISIS

Kala Investasi Tak Berdampak Signifikan pada Peluang Kerja Masyarakat

CNN Indonesia
Selasa, 25 Okt 2022 07:45 WIB
Capaian investasi pada kuartal III Rp307,8 triliun tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja yang terserap pada periode yang sama sebesar 325.570 orang.
Jumlah tenaga kerja yang terserap pada tahun ini jauh lebih sedikit dibandingkan 2014. (ANTARA FOTO/JOJON).

Menurutnya, investasi ke sektor manufaktur berkurang dikarenakan aturan pemerintah yang memberikan lebih banyak 'pemanis' bagi sektor jasa dan teknologi. Padahal itu hanya memberikan nilai tinggi saja tanpa efek ganda ke penyerapan tenaga kerja dan perekonomian.

"Investasi di manufaktur dengan imbal hasil lebih rendah dan aturan yang rumit membuat lebih banyak daya tarik ke jasa. Contohnya importir, tidak perlu produksi barang hanya perlu jadi distributor tapi untungnya besar dibanding buat barang di Indonesia," jelasnya.

Oleh karenanya, ia menyarankan pemerintah lebih meningkatkan investasi di bidang manufaktur dan pengolahan. Dengan demikian, kualitas investasi bisa kembali meningkat dan diikuti dengan serapan tenaga kerja yang lebih tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Industri kan bukan cuma butuh obral insentif pajak, butuh kemudahan izin, perlindungan terhadap impor barang jadi, akses ke bahan baku, hingga penurunan biaya logistik dan pemberantasan pungli. Nggak perlu kejar investasi baru dan lain lain yang muluk-muluk, cukup follow up Tesla buat pabrik mobil listrik di Indonesia saja sudah bisa berkorelasi dengan naiknya serapan kerja," imbuh Bhima.

Senada, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede yang melihat pemerintah perlu lebih memperbanyak investasi di bidang manufaktur atau padat karya dan pengolahan.

"Saya belum ada hitungan ideal penyerapan tenaga kerja dari investasi yang masuk. Hanya saja memang perlu ditingkatkan sektor yang bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja. Contohnya, sektor perdagangan, padat karya dan pertanian," tutur Josua.

Selain memperbaiki kualitas investasi, Josua juga menyarankan agar pemerintah memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) atau pekerjanya. Peningkatan skill sangat dibutuhkan yang bisa dilakukan oleh Kementerian Perindustrian melalui pendidikan vokasi.

Sebab, sektor manufaktur juga saat ini banyak yang sudah menggunakan mesin berteknologi, sehingga SDM nya harus bisa menyesuaikan.

"Situasi dengan era digital saat ini, industri semua memang melakukan pengurangan tenaga kerja, karena banyak yang menggunakan mesin dan pekerjanya tidak menguasai, jadi memilih pekerja asing. Jadi intinya peningkatan SDM harus dilakukan karena perlu ada link and match," jelasnya.



(ldy/dzu)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER