Dunia Sedang Dalam Krisis Energi untuk Pertama Kali

CNN Indonesia
Selasa, 25 Okt 2022 16:46 WIB
Badan Energi Internasional (IEA) mengungkapkan bahwa dunia sedang dalam krisis energi untuk pertama kalinya. Ilustrasi. (REUTERS/David Gray).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Energi Internasional (IEA) mengungkapkan bahwa dunia sedang dalam krisis energi untuk pertama kalinya.

Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol menuturkan meningkatnya impor LNG atau gas alam cair ke Eropa akan memperketat pasar, mengingat pasokannya yang terbatas. Kapasitas LNG untuk tahun depan tercatat 20 miliar meter kubik.

Di saat yang sama, OPEC dan sekutunya sepakat memangkas produksi minyak mentah sekitar 2 juta barel per hari (bph). Padahal, permintaan minyak sudah mendekati 2 juta bph pada tahun ini.

"Ini sangat berisiko karena beberapa negara di dunia sedang di ambang resesi. Jika kita berbicara tentang resesi global saya menemukan keputusan ini (pemangkasan produksi) sangat disayangkan," ujarnya dilansir CNA, Selasa (25/10).

Krisis energi saat ini, lanjut Birol, bisa menjadi titik balik dalam sejarah energi untuk mempercepat sumber energi bersih, termasuk untuk membentuk sistem energi yang berkelanjutan dan aman.

Krisis energi membuat harga komoditas tersebut melambung. Karenanya, para pemimpin negara anggota Uni Eropa menyepakati peta jalan sebagai langkah untuk melindungi konsumen dari lonjakan harga energi.

Kesepakatan tersebut dicapai setelah beberapa jam diskusi mengenai proposal untuk menurunkan tagihan energi yang meroket karena perang Rusia dan Ukraina.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam konferensi pers sempat menyebut bahwa dewan sepakat menurunkan harga energi rumah tangga dengan mempertahankan integritas pasar tunggal.

"Mengingat krisis yang sedang berlangsung, upaya untuk mengurangi permintaan, untuk memastikan keamanan pasokan, dan untuk menghindari penjatahan, dan guna menurunkan harga energi untuk rumah tangga dan bisnis di seluruh Uni Eropa perlu dipercepat dan diintensifkan, dan integritas pasar tunggal harus dipertahankan," jelasnya.

Para pemimpin meminta para menteri energi dan Komisi Eropa untuk mengajukan keputusan konkret pada koridor harga dinamis sementara pada transaksi gas alam yang akan membatasi lonjakan harga, dan batas harga gas yang digunakan untuk menghasilkan listrik.

Para pemimpin Uni Eropa juga sepakat untuk mendorong rencana pembelian gas melalui platform bersama sebelum musim dingin mendatang.



(mrh/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK