Sementara itu Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD), BLK lain yang dinaungi Pemda DKI menyatakan tantangan-tantangan tersebut bukan hambatan bagi mereka untuk menyediakan pelatihan terbaik guna membantu para generasi muda meningkatkan keahlian mereka.
Kasubag TU PPKD Jakarta Selatan Qadhi Ahmad mengatakan pihaknya kini menyediakan 13 latihan kejuruan. Itu termasuk dua kejuruan baru yang mulai aktif tahun ini, yaitu multimedia dan barista.
Ia menjelaskan pembukaan kejuruan baru ini dilakukan sebagai langkah penyesuaian terhadap perkembangan zaman. Qadhi berkaca pada masa pandemi covid-19 di mana banyak barista terdampak usai sejumlah coffee shop gulung tikar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Barista ini kejuruan baru, kita uji coba dulu. Jadi kemarin, Juni-Agustus kita sudah selesai untuk kejuruan barista, karena mereka cuma 2 angkatan kemarin. Tahun depan insyaallah kami akan lebih banyak lagi angkatannya untuk barista," ujarnya.
Ia mengatakan pelatihan itu diberikan kepada masyarakat berusia produktif antara 17-25 tahun. Ia mengklaim sejumlah orang yang pernah mengikuti pelatihan di PPKD berhasil diterima di pasar kerja.
"Kami sendiri 70 persen (alumni) tersalurkan ke dunia kerja. Karena target kami itu 70 persen harus terserap. Ada juga beberapa perusahaan yang sudah melakukan MoU dengan kita, kerja sama dan penempatan. Bukan hanya penempatan, tapi juga kerja sama untuk pendampingan pelatihan," jelas Qadhi.
Padahal katanya, pelatihan itu diberikan dengan sejumlah keterbatasan. Salah satunya, anggaran yang hanya Rp3 juta-Rp4 juta per peserta pelatihan.
Tak hanya sukses di pasar kerja, Kepala Jurusan tata Busana PPKD Eni Suharti mengatakan ada juga lulusannya yang sukses jadi pengusaha konveksi.
"Ada itu di Pasar Ciledug, kalau gak salah dia lulusan SD. Harun namanya. Dia buka usaha jahit di sana," terangnya.