Harga minyak mentah dunia jatuh dua persen pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Penurunan harga minyak imbas pengetatan kebijakan moneter The Fed yang mengangkat dolar AS lebih kuat sekaligus meningkatkan kekhawatiran resesi global yang akan mengganggu permintaan BBM.
Mengutip Antara, Jumat (4/11), pedagang menjadi takut bahwa langkah agresif kenaikan suku bunga The Fed akan mendorong ekonomi ke dalam resesi ekonomi, sehingga bakal merugikan permintaan energi.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember melorot US$1,83 atau 2 persen menjadi US$88,17 per barel di New York Mercantile Exchange
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari jatuh US$1,49 atau hampir 1,6 persen menjadi ditutup di US$94,67 per barel di London ICE Futures Exchange.
"Minyak sedang berjuang melawan prospek ekonomi global yang melemah dan dolar AS yang melonjak. Tampaknya pendorong bearish tidak akan mereda dalam waktu dekat," tutur analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA Edward Moya.
Penurunan harga minyak turut dibatasi oleh kekhawatiran atas pasokan. Embargo Uni Eropa (UE) terhadap minyak Rusia atas invasinya ke Ukraina akan dimulai pada 5 Desember dan akan diikuti dengan penghentian impor produk minyak pada Februari.
Produksi yang lebih rendah dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga berpengaruh.
OPEC+ memutuskan pada awal Oktober untuk memangkas produksi yang ditargetkan sebesar 2 juta barel per hari mulai bulan ini.