Bisnis kafe dan restoran di Bali moncer memasuki kuartal keempat tahun ini. Bahkan, pertumbuhannya mencapai 100 persen jelang pelaksanaan KTT G20.
"Diperkirakan, kafe, restoran, hingga beach club di sekitar Bali Selatan, bisa mengantongi omzet mulai dari Rp3 juta hingga Rp1 miliar per hari, membuat bisnis kafe dan restoran tumbuh 100 persen," imbuh Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana, Kamis (3/11).
Menurut Adnyana, pertumbuhan tersebut tak terlepas dari meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Bali, termasuk delegasi untuk KTT G20.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mencontohkan daerah Seminyak dan Canggu, Kabupaten Badung, aktivitas perekonomiannya sudah normal, bahkan memasuki masa sebelum pandemi.
"Pemilik modal sudah berani membuka restoran hingga kafe, mereka sudah percaya bahwa Bali telah bangkit," katanya.
Tak hanya restoran dan kafe, ia melanjutkan tingkat hunian kamar hotel dan villa juga terus membaik. Pemesanan vila di daerah Ubud, misalnya, meningkat sejak Agustus 2022.
"Bagi kami, November biasanya bulan mati. Tapi dengan gelaran G20, menjadi berkah bagi kami," tutur Gede Dananjaya Siadja, Pemilik Siadja Gallery, Tanamas Villas dan Restoran Ocin.
Lihat Juga : |
Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Bali I Made Mendra Astawa mengatakan peningkatan bisnis restoran dan kafe, berimbas pada naiknya permintaan hasil pertanian, seperti aneka buah dan sayuran. Namun, karena curah hujan yang tinggi, hasil panen dari Bali menjadi tidak optimal.
"Tetapi, demi memenuhi besarnya kebutuhan dan permintaan pasokan tambahan, kini diambil dari Jawa," jelas Astawa.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), perekonomian Provinsi Bali ditopang oleh sektor akomodasi, makanan dan minuman termasuk di dalamnya bisnis perhotelan dan restoran.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho menuturkan Presidensi G20 2022 memberi dampak positif bagi perekonomian Bali sejak Januari. Pertemuan G20 banyak digelar di pulau dewata termasuk puncak KTT G20 pada tengah November ini.
''G20 menjadi pendorong utama bagi bangkitnya Bali, saat pandemi terjadi ada banyak bisnis yang tutup termasuk restoran dan kafe karena sepi pembeli jadi mereka harus mengurangi beban biaya,'' tandas Trisno.