
Cerita 'Pejuang KPR' di Tengah Himpitan Bunga Bank 'Selangit'

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bisa menjadi opsi bagi Anda yang ingin memiliki hunian pribadi. Namun, era suku bunga kredit tinggi pasca kebijakan moneter ketat Bank Indonesia (BI) bikin KPR kian mahal.
Febri, salah satunya. Ia menceritakan bagaimana tiba-tiba angsuran KPR miliknya membengkak. Selidik punya selidik, ternyata ada kenaikan suku bunga beberapa waktu terakhir.
Kecewanya, kebijakan tersebut tidak langsung diinformasikan oleh bank terkait, sehingga ia dibuat kaget dengan tagihan baru tersebut.
Lihat Juga : |
"Sudah naik (suku bunga KPR) beberapa bulan kemarin, tapi lupa pastinya kapan. Suku bunga di bank saya KPR jadi 10 persen. Lupa (angsuran) ke berapa, tapi ya sudah dari Juni 2018. Awalnya bunga flat (tetap) 3 tahun. Sekarang sudah masuk floating dan naik pula," katanya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (30/11).
Ia juga menunjukkan bukti angsuran kredit tersebut. Dan, benar saja. Suku bunga dalam tagihan Febri di bank BUMN penyalur KPR terbesar itu sudah naik menyentuh angka 10 persen.
Ia merinci sebelumnya membayar angsuran sekitar Rp4,7 juta per bulan. Kini, angsuran yang harus dibayarnya bengkak nyaris Rp5 juta per bulan.
Lihat Juga : |
"Bank nggak kasih info jelas soal kenaikan suku bunga, naik berapa, per kapan, dan lain-lain. Jadi, kita tahu pas sudah ada tagihan baru. Setelah ditanya ke Customer Service (CS), baru sekarang dikirim email tentang tagihan suku bunga," keluhnya.
Sementara itu, Kukuh juga mengeluhkan soal angsuran KPR yang naik. Ia mengambil KPR di salah satu bank BUMN yang fokus pada kredit UMKM. Tenor KPR yang diambilnya 15 tahun. Saat ini, Kukuh sudah masuk tahun keempat mengangsur.
"Kurang tahu ini namanya kenaikan bunga atau bagaimana. Awal-awal saya nyicil itu sekitar Rp3,2 juta per bulan, tapi sekarang hampir 1 tahun ini menjadi Rp4 jutaan per bulan," jelasnya.