Harga minyak naik pada Jumat (11/11) lalu. Mengutip Reuters, minyak mentah Brent berjangka naik US$2,32 menjadi US$95,99 per barel.
Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup naik US$2,49, atau 2,9 persen menjadi US$88,96 per barel.
Meskipun demikian, untuk Brent, sepekan ini turun 2,6 persen. Sementara WTI harganya turun hampir 4 persen pada minggu ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analis menyatakan penguatan harga minyak pada akhir pekan kemarin dipicu kebijakan otoritas kesehatan di China yang melonggarkan beberapa pembatasan covid-19.
Pelonggaran meningkatkan harapan pasar atas meningkatkan aktivitas ekonomi di negara itu yang pada ujungnya bisa meningkatkan permintaan minyak mentah.
"Respons China yang berubah terhadap kasus covid-19 yang sangat tinggi telah menambah volatilitas harga pasar minyak dan, jika kebijakan baru China ini berlanjut, kompleks energi dapat siap untuk menghapus sebagian besar penurunan minggu ini," kata Presiden Ritterbusch dan Associates LLC di Galena, Illinois Jim Ritterbusch.
Selain itu, harga minyak juga mendapatkan dukungan dari pelemahan dolar. Minyak juga mendapatkan angin segar dari rilis data inflasi AS yang lebih jinak dan memicu harapan pasar bahwa The Fed tak akan mengerek bunga acuan.
Namun sentimen itu tetap tak mampu mengimbangi tekanan harga selama sepekan yang dipicu meningkatnya persediaan minyak AS dan kekhawatiran yang tersisa atas permintaan bahan bakar yang dibatasi di China.