ANALISIS

Menakar Taji G20 Bantu Atasi Gejolak Ekonomi Dunia

CNN Indonesia
Selasa, 15 Nov 2022 07:03 WIB
Pengamat menilai tindak lanjut hasil KTT G20 penting dalam mengatasi gejolak ekonomi dunia.
Pengamat menilai tindak lanjut hasil KTT G20 penting dalam mengatasi gejolak ekonomi dunia. Ilustrasi. (istockphoto/Bet_Noire).

Sementara, terkait dengan komitmen yang dihasilkan di acara sampingan G20, Bhima menilai terpenting adalah tindak lanjut ke depannya. Sebab, jika komitmen tak bisa berujung pada kesepakatan, maka tak akan memberikan hasil ekonomi dalam negeri.

"Investasi yang di side event yang penting tindak lanjutnya, sehingga menjadi realisasi investasi dan berdampak positif bagi perekonomian terutama menghadapi resesi. Karena investasi porsinya 28 persen dari total motor penggerak perekonomian Indonesia," jelasnya.

Warisan KTT G20 di Indonesia

Sementara, Ekonom Makro LPEM Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky mengatakan di tengah semua kritikan yang datang, Indonesia perlu diacungi jempol karena berhasil menjadi tuan rumah G20. Ini tentu akan membuat nama Indonesia lebih dikenal dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, ekonomi Bali setidaknya bisa kembali bangkit untuk sesaat selama pelaksanaan acara sampingan hingga puncak G20 pada bulan ini.

Riset UI sebelumnya memperkirakan belanja tamu atau delegasi peserta G20 yang hadir di Bali bisa mencapai Rp10 triliun.

"Tentu kita berharap KTT G20 bisa menghasilkan keputusan konkret untuk mengatasi kondisi saat ini, tidak hanya ekonomi, tapi juga kemanusian yang sedang membayangi kondisi dunia. Kita cukup yakin Indonesia bisa menghasilkan keputusan konkrit," jelasnya.

Salah satu komitmen konkret yang dinilai berhasil dicapai Indonesia dalam rangkaian pelaksanaan Presidensi G20 ini adalah pembuatan pandemic fund atau dana pandemi yang dilaunching oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 13 November 2022.

"Pandemic fund ini merupakan legacy dari G20 Indonesia yang sangat konkrit dan dibutuhkan kondisi dunia saat ini," kata Riefky.

Dana pandemi hampir sama dengan dana bailout milik IMF yang biasanya digunakan untuk membantu banyak negara yang membutuhkan pembiayaan karena kesulitan ekonomi. Sedangkan, dana pandemi fokus pendanaan di bidang kesehatan.

Selain itu, komitmen lain yang diharapkan bisa terlaksana di KTT G20 adalah climate change atau perubahan iklim. Diharapkan rencana negara maju untuk membantu negara berkembang beralih ke energi bersih bisa diwujudkan.

"Tentu perlu komitmen konkret pengurangan emisi dan pendanaan negara maju terhadap negara berkembang yang sebelumnya belum terjadi secara konkrit. Ini kita harapkan bisa terjadi di KTT G20 ini," kata dia.

Kemudian, mengenai ketahanan pangan. Diharapkan salah satu hasil komitmen yang muncul adalah bagaimana langkah nyata mengatasi ancaman krisis pangan dunia.

"Food security juga perlu ada komitmen konkret untuk meningkatkan supply produksi pangan global dan ini lagi-lagi membutuhkan banyak solusi secara bersamaan untuk mengatasi gejolak ekonomi," pungkasnya.

Salah satu komitmen investasi yang berhasil dilakukan adalah dari Amerika Serikat (AS) senilai US$700 juta atau sekitar Rp10,8 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS).

Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden AS Joe Biden dalam pembukaan pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi. "Bersama mengejar masa depan yang lebih baik melalui Millennium Challenge Corporation (MCC) untuk berinvestasi hampir US$700 juta," jelas Biden.



(ldy/sfr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER