Uni Eropa Ingin 'Lepas' dari Energi Rusia, Tapi Bertahap

CNN Indonesia
Selasa, 15 Nov 2022 11:41 WIB
Uni Eropa (UE) tengah berupaya menghapus ketergantungan energi terhadap Rusia secara bertahap dengan menyiapkan strategi untuk menjadi ketersediaan energi.
Uni Eropa (UE) tengah berupaya menghapus ketergantungan energi terhadap Rusia secara bertahap dengan menyiapkan strategi untuk menjadi ketersediaan energi. (AFP/ROBERT ATANASOVSKI).
Jakarta, CNN Indonesia --

Uni Eropa (UE) terus berupaya menghapus ketergantungan energi terhadap Rusia. Hal itu dilakukan dengan menyiapkan strategi dan langkah konkret guna memastikan ketersediaan dan harga energi yang terjangkau.

"Di UE, kami menghapus ketergantungan kami pada energi Rusia secara bertahap. Kami melakukan diversifikasi, mempercepat energi terbarukan dan memperkuat efisiensi energi kami," kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel dalam konferensi pers di sela KTT G20 di Bali, Selasa (15/11).

Michel menambahkan UE juga berupaya mengatasi masalah ketahanan pangan akibat perang Rusia-Ukraina yang telah membuat tingkat kelaparan dan kekurangan gizi meningkat, termasuk di Asia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh sebab itu, UE disebut bekerja keras memobilisasi dana untuk mengatasi ketahanan pangan terutama di negara berkembang.

Dalam kesempatan yang sama, Michel mengucapkan selamat kepada Jokowi atas berlangsungnya KTT G20. Ia berharap acara tersebut dapat sukses dan bermanfaat bagi dunia.

"Ketika kami duduk bersama (Jokowi), kamu berdua berbagi pentingnya G20 ini untuk sukses. Saya sangat berharap ini akan menjadi pulih bersama, pulih lebih kuat," ujarnya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dengan pesan agar dunia menghentikan perang demi menghindari krisis lebih parah.

"Bertanggung jawab berarti kita harus mengakhiri perang," kata Jokowi saat membuka KTT G20 di Nusa Dua, Bali, pada Selasa (15/11).

Jokowi kemudian mengatakan bahwa dunia sedang menghadapi tantangan luar biasa.

"Jika kita tidak segera mengambil langkah agar ketersediaan pupuk mencukupi dengan harga yang terjangkau maka 2023 akan menjadi tahun yang lebih suram," paparnya menambahkan.

[Gambas:Video CNN]



(fby/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER