BI Proyeksikan Inflasi Global Tembus 9,2 Persen Tahun Ini
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan inflasi global tembus 9,2 persen sepanjang tahun ini. Sedangkan Indonesia bisa mencapai 6,1 persen.
Menurutnya, ini adalah salah satu ciri, ekonomi tahun ini bergejolak dan kemungkinan berlanjut di tahun depan.
"High inflation atau inflasi yang tinggi, tahun ini diperkirakan inflasi dunia mencapai 9,2 persen," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (21/11).
Inflasi tinggi ini utamanya ditopang oleh negara maju seperti AS yang diperkirakan mendekati 8,8 persen, Eropa sekitar 10 persen dan Inggris mendekati 11 persen. Hal ini dikarenakan lonjakan harga akibat perang Rusia-Ukraina yang masih memanas.
"Dari mana inflasinya, tentu saja harga energi dan tidak adanya pasokan energi akibat perang maupun kondisi geopolitik. Inflasi energi, inflasi pangan yang langsung kemudian berhubungan dengan kesejahteraan rakyat," jelasnya.
Sedangkan, untuk Indonesia inflasi sampai akhir tahun diperkirakan 6,1 persen dan diharapkan bisa ditekan menjadi lebih rendah dengan berbagai kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia.
"Untuk (inflasi) November dan Desember dampak dari penyesuaian harga BBM masih akan berlangsung. Kemungkinan-kemungkinan masih akan naik (inflasinya), perkiraan kami akhir tahun 6,1 persen, moga-moga bisa lebih rendah lagi," imbuhnya.
Sementara, untuk tahun depan Bank Indonesia menyusun asumsi makro dengan rincian:
- Pertumbuhan ekonomi 4,37 persen, lebih rendah dari prognosa tahun ini 5,12 persen
- Inflasi 3,61 persen, lebih rendah dari prognosa 2022 sebesar 6,11 persen
- Nilai tukar rupiah Rp15.070 per dolar AS, lebih lemah dibandingkan prognosa tahun ini Rp14.830 per dolar AS.