Foxconn menawarkan insentif sebesar 10.000 yuan (US$1.400) atau setara Rp21 juta (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS) bagi pekerja yang memilih untuk keluar dari perusahaan selular, iPhone.
Foxconn Technology Group adalah produsen atau pabrik perakitan komponen iPhone terbesar di dunia.
Dilansir dari CNN, Jumat (25/11), insentif tersebut diberikan untuk meredam aksi protes besar-besaran yang dilakukan pekerja dan berujung bentrok dengan pasukan pengamanan di komplek perusahaan di China tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pesan yang dilihat CNN, perusahaan mendesak para pekerja untuk kembali ke rumah masing-masing dan berjanji untuk membayar mereka 8.000 yuan jika mereka setuju untuk keluar dari Foxconn, dan 2.000 yuan lagi setelah mereka naik bus untuk meninggalkan halaman kantor yang berada di Zhengzhou tersebut.
Adapun aksi protes terjadi pada Selasa malam karena ketentuan paket pembayaran karyawan baru dan kekhawatiran terkait covid tentang kondisi kehidupan mereka para pekerja.
Aksi protes berubah menjadi semakin ganas pada Rabu ketika para pekerja bentrok dengan sejumlah besar pasukan keamanan, termasuk petugas tim SWAT.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan sekelompok petugas penegak hukum yang mengenakan jas hazmat menendang dan memukul pengunjuk rasa dengan pentungan dan batang logam.
Beberapa pekerja terlihat merobohkan pagar, melempar botol dan penghalang ke arah petugas serta menghancurkan dan menjungkirbalikkan kendaraan polisi.
Protes sebagian besar berakhir sekitar pukul 10 malam pada hari Rabu ketika para pekerja kembali ke asrama mereka, setelah menerima tawaran pembayaran dari Foxconn dan takut akan tindakan keras yang lebih keras oleh pihak berwenang.
Pabrik Zhengzhou dilanda wabah covid pada Oktober yang memaksanya untuk ditutup dan menyebabkan eksodus massal pekerja yang melarikan diri dari wabah tersebut. Foxconn kemudian meluncurkan perekrutan besar-besaran, di mana lebih dari 100 ribu orang mendaftar untuk mengisi posisi yang diiklankan.