ANALISIS

Layakkah KA Argo Parahyangan 'Ditumbalkan' Demi Kereta Cepat?

CNN Indonesia
Jumat, 02 Des 2022 07:30 WIB
KA Argo Parahyangan diisukan bakal ditutup saat Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mulai beroperasi Juni 2023.
KA Argo Parahyangan diisukan bakal ditutup saat Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mulai beroperasi Juni 2023. (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI).

Di lain sisi, Pengamat Transportasi dan Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna menganggap penutupan KA Argo Parahyangan belum tentu membuat penumpang beralih menggunakan kereta cepat.

Yayat memahami betul bahwa motif bisnis berperan di balik isu penutupan KA Argo Parahyangan. Tujuan utamanya adalah menghindari kontestasi. Alih-alih untung, KCJB malah bakal kena tikung moda transportasi lain.

"Pilihan menutup itu kan memang pilihan bisnis. Apakah dengan ditutupnya KA Argo Parahyangan nanti semua orang akan pindah ke kereta cepat? Belum tentu. Orang yang biasa menggunakan KA Argo Parahyangan pasti akan menggunakan moda lain. Potensi terbesar adalah menggunakan travel," jelas Yayat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, masyarakat Indonesia jelas bakal memilih tarif yang lebih murah. Soal kecepatan bahkan bukan dipandang sebagai prioritas utama, kecuali bagi kelompok tertentu. Hal ini yang membuat KA Argo Parahyangan bakal tetap dominan meski nanti muncul KCJB.

Jika pada akhirnya KA Argo Parahyangan jadi 'tumbal' kereta cepat, Yayat menilai usaha travel yang malah bakal bergairah kembali. Dengan waktu tempuh Jakarta-Bandung di kisaran dua jam dan harga yang bersaing, bisnis travel malah dipandang bisa menggaet para penumpang KA Argo Parahyangan.

"KCJB mungkin 30-45 menit sampai Stasiun Padalarang, tapi dari Padalarang ke pusat kota berapa menit? Nanti sampai ke pusat kota, naik apa lagi penumpang? Itu kan akan bertambah biaya dan waktunya. Harga tarif KA Argo Parahyangan itu beda tipis, gak jauh beda dengan naik travel," ujarnya.

Yayat menyoroti soal perbedaan harga tiket KA Argo Parahyangan dan kereta cepat. Menurutnya, kelompok tertentu akan sulit menjangkau harga tiket kereta cepat, kecuali pelaku bisnis yang melakukan perjalanan dinas dengan biaya negara atau perusahaan.

Ia juga menegaskan keunggulan KA Argo Parahyangan yang langsung menuju ke jantung kota. Berangkat dari Stasiun Gambir di Jakarta bisa langsung ke jantung Kota Bandung. Sedangkan dari stasiun pemberhentian KCJB masih perlu dukungan kereta feeder atau angkutan lain untuk ke pusat kota.

"Jadi kebijakan untuk menutup KA Argo Parahyangan secepatnya itu harus memperhatikan dinamika sosial ekonomi yang ada di masyarakat. Sehingga ketika ditutup, belum tentu mereka yang dari KA Argo Parahyangan itu sanggup pindah dan membeli tiket kereta cepat," tegas Yayat.

Ia menyarankan pemerintah perlu pertimbangan dengan melakukan kajian matang jika memang ingin menutup KA Argo Parahyangan. Di lain sisi, integrasi moda transportasi di stasiun pemberhentian kereta cepat harus segera direalisasikan.

Selain itu, Yayat meminta pemerintah membuat rekayasa bagaimana pola perjalanan menggunakan kereta cepat yang masih harus berpindah-pindah moda transportasi untuk menjangkau pusat kota. Perlu dipikirkan apakah itu malah membuat orang merasa tidak nyaman karena harus turun naik dan menunggu.

Yayat juga mempertanyakan bagaimana nasib rel kereta yang selama ini dilalui KA Argo Parahyangan jika nantinya dihentikan operasinya. Menurutnya, jangan sampai investasi yang digelontorkan untuk rel kereta tersebut malah menjadi sia-sia.

"Apakah relnya akan didiamkan? Apakah ada bentuk perjalanan lain yang dikembangkan? Atau akan dibuat angkutan logistik? KA Argo Parahyangan akan diganti oleh angkutan logistik, jadi relnya bermanfaat. Jangan biarkan itu nanti mati dan mubazir," pungkasnya.



(skt/dzu)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER