Pertamina Patra Niaga melakukan digitalisasi proses refuelling avtur Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) sejumlah Bandara besar di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan seiring meningkatnya kebutuhan.
Direktur Pemasaran Korporat PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengatakan, sebelumnya proses refuelling di DPPU dilakukan manual. Mulai dari pencatatan, penjadwalan, dan verifikasi volume pengisian Avtur.
"jadi memungkinkan adanya potensi human error. Dengan adanya digitalisasi, harapannya ada integrasi data dalam setiap proses refuelling," kata Riva dalam keterangannya, Kamis (8/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riva menjelaskan, pada akhir 2020 Pertamina telah berhasil mengimplementasikan digitalisasi refuelling, yakni dengan sistem Digital Ground Operation (DGO) yang digunakan di DPPU Soekarno Hatta Jakarta, dan Pertamina Aviation Fuel Delivery Management (PADMA) yang digunakan di DPPU Sepinggan Balikpapan.
Riva mengatakan, sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina, Pertamina Patra Niaga saat ini telah resmi mengoperasikan dan memperbanyak DPPU yang mengimplementasikan sistem digitalisasi DGO dan PADMA untuk mendukung proses refuelling.
Untuk DGO akan mulai diimplementasikan di tiga DPPU, yakni Hasanuddin Makassar, Ngurah Rai Bali, dan Juanda Surabaya. Sedangkan untuk PADMA akan mulai digunakan di lima DPPU, yakni Halim Perdanakusuma Jakarta, Kualanamu Medan, Hang Nadim Batam, Supadio Pontianak, dan Minangkabau Padang.
"Implementasi DGO dan PADMA pada bandara-bandara ini bertujuan untuk memaksimalkan layanan pengisian refuelling pada maskapai mengingat 78 persen volume penyaluran Avtur Pertamina dilakukan di total 10 bandara ini. Jadi kami harus memastikan layanan yang Pertamina Patra Niaga berikan benar-benar yang terbaik," lanjutnya.
Secara umum, tidak banyak perbedaan antara sistem DGO dan PADMA. DGO saat ini dapat dikatakan lebih lengkap dengan 23 fitur yang terintegrasi mulai dari penjadwalan refuelling, penugasan operator, monitoring proses refuelling secara real time, proses verifikasi, dan pembayaran, proses laporan, serta data pelanggan.
Untuk PADMA sendiri merupakan bentuk inovasi internal Pertamina yang saat ini memiliki 13 fitur yang fungsinya sama seperti DGO.
"Perbedaan mendasarnya, DGO ini secara penuh automasi dan terintegrasi, PADMA masih ada perlu input data sebelum benar-benar terintegrasi. Untuk memaksimalkan program digitalisasi, ke depan PADMA akan terus kami kembangkan fitur dan fungsinya, setelah itu baru kami lakukan penggunaan digitalisasi refuelling di DPPU lainnya secara bertahap," ujar Riva.
(inh)