Industri Pangan dan Energi Jadi Kunci Hindari Resesi

CNN Indonesia
Rabu, 14 Des 2022 10:35 WIB
Pemerintah perlu fokus menjaga ketahanan industri pangan dan energi untuk menghindari ancaman resesi. (CNBC Indonesia/Tri Susilo).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah perlu fokus menjaga ketahanan industri pangan dan energi untuk menghindari ancaman resesi.

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan kedua komponen tersebut menentukan fundamental perekonomian di tengah berbagai gejolak dari global akibat perang Rusia-Ukraina.

Apalagi, Indonesia memiliki potensi besar dan kaya akan produksi pangan sendiri.

"Menurut saya pemerintah mestinya lebih concern pada industrinya. Satu yang kita butuhkan sekarang, sudah kejadian saat pandemi, itu industri pangan. Jadi industri pangan itu penting. Apalagi ada ancaman akan krisis pangan dunia. Jadi kita harus ambil momentum itu karena kita lebih punya potensi dibanding negara lain," ujarnya dalam diskusi media, Selasa (13/12).

Selain itu, Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang cukup, tinggal bagaimana memaksimalkan pengolahannya agar tidak bergantung pada impor.

"Kita punya energi di mana-mana. Jadi pangan dan energi menurut saya industri pokok penting yang perlu dipikirin oleh pemerintah untuk tahan terhadap resesi," jelasnya.

Untuk mengembangkan dan memperkuat ketahanan pangan, Aviliani menyarankan pemerintah untuk melihat produk apa yang bisa dijadikan andalan baru. Sehingga, tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, tapi juga bisa menjadi andalan ekspor baru.

"Mungkin ke depan perlu membuat lagi di departemen perindustrian ya, perlu membuat apa lagi, mana sih komoditas yang punya kompetisi yang tinggi untuk kita berikan insentif dan itu menjadi andalan ekspor kita," kata dia.

Menurutnya, penambahan komoditas sebagai andalan baru ekspor ini nantinya berdampak pada perekonomian nasional. Selain itu, kekhawatiran akan penurunan ekspor di tengah meredanya boom komoditas bisa terhindarkan.

"Kalau kita enggak mau memperbaiki struktur ekspor kita yang terjadi kita selalu akan defisit terus neraca nya. Ini tidak bagus karena nanti dampaknya ke penurunan nilai tukar dan perekonomian. Jadi harus diperbaiki," pungkasnya.

Sebagai informasi, kondisi perekonomian global saat ini memang tengah dihadapkan oleh ancaman krisis pangan dan energi akibat perang Rusia-Ukraina. Perang ini menyebabkan harga energi melonjak dan pangan langka akibat terganggunya rantai pasok.



(ldy/dzu)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK