Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Indonesia masih harus waspada menghadapi ancaman resesi global pada tahun depan yang penuh ketidakpastian global.
"Saya tidak menakut-nakuti, hanya mengingatkan bahwa tantangan ekonomi yang kita hadapi ke depan itu tidak semakin mudah," katanya dalam acara Penyerahan KUR Klaster di Istana Negara, Senin (19/12), dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi mengingatkan bahwa 2022 tinggal menyisakan dua minggu lagi, tetapi dunia masih dihantui oleh pandemi covid-19 dan ketidakpastian ekonomi global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Situasi geopolitik juga tidak menentu, ini bisa memicu krisis keuangan, energi, pangan, dan larinya pada resesi global," sambung Jokowi.
Kendati demikian, Jokowi mengajak masyarakat untuk bersyukur karena pada kuartal III 2022 ekonomi masih bisa tumbuh 5,72 persen. Selain itu, inflasi masih bisa dikendalikan di 5,4 persen.
Orang nomor satu di Indonesia itu juga melihat masih ada peluang bagi RI meskipun dunia sedang dalam situasi sulit.
"Indonesia masih memiliki peluang untuk tumbuh dan yang paling penting pertumbuhan itu bisa menjaga daya beli masyarakat, membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya, sektor riil, utamanya UMKM juga masih bergerak dengan cepat," jelasnya.
Meski 2023 diprediksi tidak mudah, Jokowi melihat daya beli masyarakat Indonesia masih ada. Hal itu terlihat dari antrean di warung-warung makan.
Jokowi mengaku sering melihat restoran-restoran masih buka di malam hari dan dipenuhi antrean. Selain itu, ia juga memperhatikan pedagang kaki lima (PKL) di jalan yang kebanjiran pembeli.
"Artinya, daya beli itu ada. Sekali lagi ekonomi tetap tumbuh positif dan salah satu caranya adalah kami ingin terus memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang telah terbukti menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi negara kita Indonesia," pungkasnya.