Sri Mulyani Sebut Krisis Covid Berakhir, BI Setop Beli SBN Lewat SKB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengklaim krisis akibat pandemi covid-19 telah berakhir.
Kareanya, skema pembelian surat berharga negara (SBN) oleh Bank Indonesia (BI) melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) selama masa pandemi covid-19 berakhir tahun ini.
Dalam skema tersebut, BI bisa membeli langsung surat utang negara di pasar utama sebagai standby buyer lewat mekanisme berbagi beban (burden sharing).
Di masa krisis akibat wabah, Bank Sentral membeli SBN pemerintah melalui SKB I sebanyak Rp49,107 triliun, SKB II sebanyak Rp183,48 triliun, dan SKB III sebesar Rp95,42 triliun.
"Kita sampaikan SKB ini akan berakhir di tahun ini, karena kita memang sudah menganggap situasi krisis akibat pandemi sudah berakhir, sehingga kita dalam jaga independensi BI, kita akan kembali kepada kondisi normal, yaitu di mana pemerintah jaga sisi APBN dan BI dari sisi moneternya," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN KiTA, Selasa (20/12).
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menarik utang Rp531,4 triliun melalui penerbitan SBN hingga 14 Desember 2022. Penarikan tersebut termasuk surat utang yang dibeli BI melalui SKB. Dana ini digunakan untuk membiayai APBN sepanjang tahun ini.
Menurut Sri Mulyani, penerbitan SBN tahun ini mengalami penurunan drastis. Meski penerbitan utang melalui SBN masih tinggi, posisinya membaik dibandingkan periode yang sama pada 2021. Di mana, per 14 Desember 2021, pemerintah menarik utang melalui penerbitan SBN hingga Rp723,3 triliun.
"Kita lihat penerbitan SBN mengalami penurunan sangat drastis. Dalam hal ini, tahun lalu Rp723,3 triliun, tahun ini mengeluarkan SBN Rp531 triliun, maka turun 26,5 persen," imbuhnya.
Sri Mulyani menyebut penurunan jumlah penarikan utang ini menandakan bahwa kinerja APBN berjalan ke arah yang lebih sehat dibandingkan sebelumnya. Hal ini juga diakui oleh lembaga rating utang internasional.
"Ini adalah penurunan yang cukup baik dan konsisten dari yang tadi kita sampaikan APBN-nya tetap sehat. Makanya rating agency menunjukkan bahwa APBN negara kita dalam posisi rating-nya stable outlook," ungkapnya.