KPPU Sumut Awasi Kenaikan Harga Ayam dan Telur Jelang Nataru
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Sumatra Utara sedang memantau lonjakan harga daging ayam dan telur menjelang Natal dan Tahun Baru 2023.
Kepala KPPU Wilayah I Ridho Pamungkas mengatakan kenaikan tersebut disebabkan oleh terkereknya harga pakan dan meningkatnya permintaan dari masyarakat.
Saat ini harga telur di pasar tradisional Rp30 ribu - Rp32 ribu per kg. Padahal sebelumnya telur ayam dijual sekitar Rp26 ribu per kg.
"Kenaikan harga telur disebabkan tingginya permintaan jelang Natal dan Tahun Baru. Selain itu juga disebabkan oleh adanya kenaikan harga pakan ternak yang berdampak pada peternak mengurangi pembelian anak ayam sehingga berpengaruh pada pasokan telur kepada distributor serta faktor cuaca yang tidak mendukung sehingga banyak ayam yang mati, " kata Ridho, Kamis (22/12).
Tak hanya itu, banyaknya telur yang dijual ke luar Sumatera Utara yaitu Jakarta, Aceh dan Batam juga turut mempengaruhi berkurangnya jumlah pasokan dan meningkatnya harga telur.
"Harga telur di tingkat produsen relatif stabil, namun terjadi peningkatan harga di tingkat pedagang besar dan eceran dimana margin perdagangan semakin melebar, " jelasnya.
Di sisi lain, harga rata-rata daging ayam di pasar tradisional Kota Medan juga mengalami kenaikan rata-rata yaitu Rp29 ribu - Rp34 ribu per kg. Dalam hal ini harga daging ayam masih di bawah harga acuan penjualan di tingkat konsumen yaitu Rp36.750 per kg.
"Untuk stok aman dengan penjualan rata-rata 100 ekor per hari. Terdapat kenaikan biaya input produksi yaitu kenaikan harga pakan ayam dan biaya distribusi," jelasnya.
Menurutnya kenaikan harga juga dipicu berakhirnya masa panen peternakan ayam serta meningkatnya permintaan masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru.
"Untuk harga ayam hidup di tingkat produsen relatif stabil, namun terjadi peningkatan harga di tingkat pedagang besar dan eceran dimana margin perdagangan dari produsen ke konsumen hampir 1,6 kali lipat," sebutnya.
Ridho menyebutkan KPPU akan fokus pada beberapa komoditi yang rantai pasoknya kurang efisien dan berpotensi mudah diintervensi oleh spekulan.
"Ini menunjukkan pelaku pasar memiliki market power dalam memaksimalkan profit. Sementara Kenaikan harga pakan berbanding terbalik dengan turunnya harga jagung pada November di Sumut. KPPU kanwil I akan terus mendalami serta meminta informasi dengan berbagai pihak terkait hal tersebut. Kami juga mengingatkan kepada produsen, distributor dan pedagang besar untuk tidak memanfaatkan moment mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya, " tegasnya.