PERISKOP 2023

Ekonomi RI 2023, Aman dari Resesi Tapi Terancam Stagflasi

CNN Indonesia
Jumat, 13 Jan 2023 10:53 WIB
Ekonom menyebut ekonomi Indonesia pada tahun ini selamat dari resesi. Tapi demikian, ekonomi Indonesia terancam staglasi.
Ekonomi menyebut ekonomi Indonesia masih akan baik-baik aja tahun ini akibat ditopang kekuatan konsumsi dan ekspor. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).

Sementara itu, Ekonom dan Co-Founder & Dewan Pakar Institute of Social Economics and Digital (ISED) Ryan Kiryanto memprediksi ekonomi Indonesia akan baik-baik saja pada tahun depan.

Ekonomi Indonesia 2023 diprediksi tumbuh 4,8 hingga 5,2 persen, ditopang oleh kuatnya konsumsi rumah tangga domestik dan investasi langsung baik asing maupun dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi juga disokong oleh kinerja ekspor yang baik.

"Kesimpulannya, negara-negara maju di AS dan Eropa boleh terpapar resesi atau krisis ekonomi, reflasi atau stagflasi, namun ekonomi RI tetap baik-baik saja, meskipun perang di Ukraina masih berlanjut dengan krisis energi dan inflasi yang tinggi terus membayangi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada, Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai ekonomi Indonesia relatif cukup kuat pada tahun depan di tengah potensi pelambatan ekonomi dunia. Ekonomi Indonesia tahun depan diprediksi tumbuh 4,5 persen hingga 5 persen dengan sumber utama pendorongnya berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi yang diperkirakan masih cukup kuat.

"Masih kuatnya konsumsi domestik memberikan harapan bagi dunia bisnis untuk melakukan ekspansi dan investasi," ujarnya.

Meski demikian, net ekspor yang berperan besar dalam menopang pertumbuhan ekonomi dalam dua tahun terakhir, diprediksi akan berkurang perannya pada 2023. Tantangan lainnya berada pada daya beli 40 persen penduduk berpendapatan terendah yang diprediksi akan tergerus oleh inflasi.

Di sisi lain, Yusuf melihat dunia memiliki peluang untuk tidak serta-merta jatuh ke jurang resesi pada tahun depan meskipun ekonomi diprediksi tumbuh lebih lambat.

Ekonomi negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa mungkin menjadi rentan akibat lonjakan inflasi dan pengetatan moneter. Namun, Tiongkok yang menjadi mitra dagang terbesar banyak negara termasuk Indonesia menunjukkan indikasi perbaikan, sejalan dengan semakin terkendalinya penyaluran covid-19.

"Inflasi global memang masih berpotensi meningkat, namun kami memperkirakan tekanannya cenderung lebih rendah dibanding tahun ini," ujarnya.



(fby/agt)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER