Mal-Mal Metropolitan Riwayatmu Kini
Mal-mal di DKI Jakarta nampak sepi ditinggal pengunjung. Meski pandemi mulai reda, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dicabut, namun pusat perbelanjaan tersebut tak lagi ramai seperti dulu.
Seperti Mal Blok M hingga Plaza Festival Kuningan terlihat sangat memprihatinkan. Tak hanya itu, pusat belanja Ratu Plaza, Glodok City, dan Plaza Semanggi juga sepi pengunjung.
Pantauan CNNIndonesia.com di Mal Blok M pada Selasa (10/1) sore, terlihat suasana lengang dan jauh dari padat pengunjung bak kota mati.
Nampak beberapa penjaga kios pun sibuk bermain ponsel alih-alih memanggil pengunjung untuk melihat-lihat barang yang dijajakan. Pemandangan tersebut tak membuat heran. Sebab, siapa yang ingin pedagang itu panggil wong pengunjung pun nihil.
Di beberapa sudut mal, banyak kios yang tutup. Di bagian lain pun nyaris tak terdengar percakapan antara penjual dan pembeli yang sedang tawar-menawar.
Tak hanya itu, beberapa cafe, restoran, dan kantin pun sepi. Pengunjung yang makan di tempat pun bisa dihitung jari.
"Sekarang sepi kadang cuma satu-dua orang yang belanja sehari, penjualan turun 60 persen," keluh Devi (22), salah seorang pedagang di Mal Blok M.
Ia mengaku kalau beberapa tahun lalu dirinya bisa membawa pulang Rp4 juta per hari. Perempuan yang sehari-hari menjual pakaian itu menuturkan Mal Blok M sudah sepi sejak pandemi. Apalagi, saat ini masyarakat lebih memilih belanja secara online.
Devi menilai ketika pandemi, banyak orang memanfaatkan toko online untuk berbelanja. Belum lagi harga di toko online relatif lebih murah ketimbang di mal.
Ia hanya bisa gigit jari karena mau menurunkan harga pun tidak bisa. Sebab, membuka lapak di mal berarti harus membayar sewa tempat. Belum lagi saingannya banyak. Karenanya, ia harus berpikir beberapa kali untuk menekan harga.
"Jadi mungkin orang mikir-mikir juga, dengan perbandingan harga Rp5 ribu-Rp10 ribu orang mikir (untuk belanja online atau ke mal), itu juga ngaruh," ucap Devi.
Richio (27), seorang pedagang celana dan jaket di mal yang sama juga mengeluhkan hal yang sama. Ia mengatakan mal sepi dua tahun belakangan.
Oleh karena itu, omzetnya pun turun lebih dari 50 persen. Richio juga menyebut meski PPKM sudah dicabut, Mal Blok M belum diserbu pengunjung. Ia hanya bisa berharap mal kembali ramai menjelang Ramadhan atau IdulFitri.
"Sekarang sepi banget. Mudah-mudahan dekat bulan puasa bisa ramai lagi," ujarnya.
Kondisi Mal Blok M saat ini kontras jika dibandingkan beberapa tahun lalu. Mal ini dulu dikenal sebagai satu-satunya 'Mal Bawah Tanah'.
Bahkan, pusat perbelanjaan ini dicap sebagai kawasan legendaris yang digandrungi anak muda 90-an. Apalagi lokasinya terletak tepat di bawah Terminal Blok M, sangat strategis sebagai jalur transit moda transportasi.
Bergeser ke Plaza Festival Kuningan di Jakarta Selatan, pemandangan sama juga terjadi di pusat perbelanjaan tersebut. Mal yang berada di pusat kota kini sepi pengunjung.
Terpantau, beberapa kios tutup, kios yang buka pun tak ada tamu. Penjaga kios hanya sibuk bermain ponsel sembari berdendang mengusir rasa jenuh. Bukan hanya kios, kafe dan restoran di Plaza Festival Kuningan juga sepi. Bahkan, salah satu kafe hanya terisi tiga meja.
"Mulai pandemi sudah sepi kayak gini. Dulu, istilahnya kalau dibandingkan, hilang 50 persen pengunjungnya. Omzet juga kisaran segitu (turunnya)," kata Anton (25) salah satu pedagang di Plaza Festival Kuningan.
Pria yang menjual aksesoris dan barang elektronik itu mengatakan jika saja mal itu tidak berada dekat pusat perkantoran, mungkin akan jauh lebih sepi.
Pasalnya, saat ini mayoritas pengunjung adalah karyawan di sekitar Kuningan. Meski begitu, Anton memilih bertahan dan berdoa suatu hari Plaza Festival Kuningan bisa kembali ramai.
"Bertahan saja, siapa tahu nanti akan normal lagi seperti semula," ucapnya penuh harap.