Raksasa teknologi China, Tencent, memecat lebih dari seratus karyawan karena melanggar kebijakan perusahaan. Beberapa karyawan bahkan dilaporkan ke polisi dan dinyatakan bersalah atas penyuapan dan penggelapan dana.
Pada November lalu, Tencent mencatatkan penurunan pendapatan kuartalan secara berturut turut dan ditemukan lebih dari 100 karyawan bersalah karena melanggar kebijakan anti-penipuan.
"Menanggapi masalah korupsi dan penipuan di dalam perusahaan, Departemen Investigasi Anti-Penipuan Tencent terus memperkuat penumpasan dan menyelidiki serta menangani serangkaian pelanggaran dengan masalah umum," kata pihak perusahaan, dikutip AFP, Selasa (17/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan menyebut jumlah kasus dan karyawan yang diselidiki sepanjang 2022 meningkat dibandingkan kasus pada 2021.
Beberapa yang dipecat dan dituduh melakukan korupsi adalah bagian dari grup konsultasi proyek perusahaan, yang mengawasi konten raksasa dari berita hingga olahraga dan film. Kelompok ini juga menjangkau bisnis Tencent lainnya, termasuk komputasi awan dan fintech.
CEO Tencent Pony Ma mengatakan dalam rapat staf internal bulan lalu bahwa tingkat korupsi di perusahaan itu mengejutkan. Salah satu karyawan dinyatakan bersalah karena menerima suap dan dijatuhi hukuman tiga tahun penjara.
Di sisi lain, Tencent sangat terpukul oleh tindakan keras regulasi terhadap video gim oleh pemerintah Beijing, yang meminta ratusan perusahaan berjanji untuk menghapus konten yang dianggap berbahaya secara politik, dan membatasi pemain di bawah umur untuk memenuhi tuntutan pemerintah.
Namun, perusahaan telah menunjukkan tanda-tanda kebangkitan, dengan naiknya harga sahamnya hampir dua kali lipat di Hong Kong sejak berada di titik terendah pada 28 Oktober lalu.
Tencent juga diberikan lisensi pertamanya pada bulan lalu untuk video gim selama 18 bulan, lisensi ini mengakhiri masa paceklik keuntungan produsen gim top dunia tersebut.
(fby/pta)