Namun, biaya lain juga perlu diperhitungkan seperti paspor, vaksin, perlengkapan haji, asuransi perjalanan, dan lainnya. Maka biaya tambahan yang dibutuhkan bisa bertambah dari Rp44 juta menjadi Rp61 juta.
Jika target berangkat haji 10 tahun lagi, dengan tingkat inflasi 5 persen per tahun, maka biaya haji pada masa mendatang bisa naik menjadi Rp140 jutaan Dengan perhitungan biaya tersebut, orang bergaji Rp8 juta dan masih muda lebih tepat memilih haji reguler.
Cara yang bisa dilakukan dengan menabung di reksa dana pasar uang (RDPU) Syariah. Dengan setoran berkala Rp850 ribu per bulan pada instrumen investasi dengan imbal hasil 7 persen per tahun selama 10 tahun, maka hasilnya nanti sebesar Rp147 jutaan. Dengan begitu, biaya haji dapat terpenuhi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi masih better haji reguler jika usianya masih muda, dengan masa tunggu 10 tahunan," ujar Erlina.
Menurutnya, orang bergaji Rp8 juta juga bisa memilih haji plus, tapi usaha menabung harus lebih keras karena jangka waktu berangkat yang lebih cepat dan biayanya 2-3 kali lipat dari haji reguler.
Sementara itu, Perencana Keuangan OneShildt Consulting Budi Rahardjo mengatakan seseorang dengan gaji Rp8 juta per bulan dapat mulai menyisihkan sekitar 10 persen dari pendapatannya sebagai titik awal untuk biaya haji. Namun, tabungan ini sebaiknya terus juga dikembangkan melalui investasi yang sesuai tuntunan syariah agar dapat mengalahkan kenaikan biaya haji.
Di sisi lain, dengan bertambahnya pengalaman dan keahlian, secara rata-rata seseorang akan mengalami kenaikan penghasilan. Maka dana awal yang sedikit kontribusinya dapat ditingkatkan dengan berjalannya waktu.
"Agar tujuan lebih mungkin diraih, maka sebaiknya program haji reguler yang menjadi pilihan. Yang penting adalah tabungan dan investasi ini dilakukan konsisten, sejak dini sebelum berbagai keperluan rumah tangga meningkat dan seimbangkan gaya hidup sesuai prioritas," ujar Budi.
Ia menambahkan seseorang mungkin bimbang saat akan memilih haji reguler karena waktu menunggu jatah kuota haji yang lama. Namun, ia menyebut suatu rencana keuangan dapat dievaluasi dan diubah seiring berjalannya waktu.
Jika kenaikan pendapatan meningkat, begitu pula dengan bonus-bonus tahunan diperoleh, maka bisa saja memilih haji plus pada masa mendatang.
Senada, Perencana Keuangan dari Advisor Alliance Group (AAG) Indonesia Dandy mengatakan setiap orang bisa mencapai tujuan mereka asalkan dengan perencanaan dan aksi yang benar, termasuk dengan orang bergaji Rp8 juta per bulan yang ingin naik haji.
Ia menyarankan orang yang ingin naik haji mempertimbangkan pro dan kontra haji reguler dan haji plus dari sisi biaya, waktu, kesehatan, pekerjaan, keluarga, sampai regulasi pemerintah.
"Misal prioritas dari setiap orang untuk naik haji kalau belum mau dalam waktu dekat lebih baik pilih haji reguler karena lebih murah dibanding dengan haji plus," ujar Dandy.
Namun, gaji Rp8 juta juga bisa memilih haji plus dengan menyisihkan 20-30 persen dari penghasilan lalu diinvestasikan dengan return rate 6 persen per tahun. Dengan begitu, biaya naik haji bisa terkumpul dalam waktu 5 tahun.
(fby/pta)