Nilai tukar rupiah bertengger di level Rp15.055 per dolar AS pada Senin (6/2) sore. Mata uang Garuda melemah 161 poin atau 1,08 persen persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.055 per dolar AS.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia berada di zona merah. Yen Jepang melemah 0,52 persen, baht Thailand melemah 0,23 persen, peso Filipina melemah 1,34 persen, won Korea Selatan melemah 1,95 persen, dan yuan China menguat 0,36 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dolar Singapura menguat 0,02 persen dan dolar Hong Kong terpantau melemah 0,02 persen pada penutupan perdagangan sore ini.
Sedangkan, mata uang utama negara maju terpantau bergerak bervariasi. Tercatat euro Eropa melemah 0,05 persen, poundsterling Inggris menguat 0,07 persen, dan franc Swiss menguat 0,21 persen.
Lalu, dolar Australia menguat 0,04 persen, dan dolar Kanada melemah 0,06 persen.
Analis DCFX Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah yang cukup dalam pada sore ini sesuai dengan perkiraan. Sebab, investor menunggu kebijakan The Fed pada bulan ini.
Pelemahan rupiah yang dalam ini bahkan sudah dibantu oleh data pertumbuhan ekonomi kuartal keempat 2022 yang di atas ekspektasi. Jika tidak ada data pertumbuhan, maka depresiasi rupiah bisa lebih dalam lagi.
"Rupiah seperti yang diperkirakan melemah cukup besar terhadap dolar AS. Data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV yang lebih bagus dari perkiraan sedikit banyak menahan pelemahan lebih lanjut," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
"Dolar AS sendiri cenderung datar hari ini, dengan investor menantikan pernyataan kepala The Fed Powell besok malam," imbuhnya.