Smelter Freeport di Gresik Capai 54 Persen, Target Rampung Akhir 2023

CNN Indonesia
Selasa, 07 Feb 2023 11:54 WIB
Progres smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur rampung 54 persen per akhir Januari 2023, dan ditargetkan rampung akhir 2023. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/JOJON).
Jakarta, CNN Indonesia --

Progres smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur rampung 54 persen per akhir Januari 2023. Proyek tersebut ditargetkan rampung akhir 2023. 

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan proyek Smelter Manyar tersebut akan mencapai 100 persen konstruksi di akhir 2023. Kemudian, akan lanjut ke fase soft commissioning dan ramp up operasi di Juni 2024.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menjelaskan secara lebih rinci dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII. Senada dengan MIND ID, Tony mengatakan kemajuan fisik sudah 54 persen.

Menurutnya, jika melihat rencana Kurva S penyelesaian pembangunan smelter yang disetujui pemerintah, rencananya proyek Smelter Manyar baru selesai 52,9 persen pada Januari 2023. Dengan begitu, capaian ini melebihi target yang ditetapkan.

"Total kumulatif biaya mencapai US$1,78 miliar atau sekitar Rp27 triliun. Pekerjaan tiang pancang yang jumlahnya hampir 18 ribu tiang pancang sudah selesai 100 persen, pekerjaan konkret beton smelter sudah 50 persen, instalasi baja di smelter sudah 13 persen, instalasi baja di area tangki sudah 15 persen, dan pembangunan pelabuhan sudah mencapai 90 persen," jelasnya, Senin (6/2).

Hasil pengolahan smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, yakni PT Smelting dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun.

"Dengan demikian setelah smelter Manyar beroperasi, Freeport mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun," kata Tony, dikutip dari Antara.

Smelter Manyar nantinya akan memproduksi katoda tembaga sebesar 550 ribu ton per tahun. Smelter tersebut juga dilengkapi dengan pemurnian emas dan perak.

Sementara itu, Anggota Komisi VII Muhammad Nasir mengatakan apa yang terjadi di Freeport hanyalah cerita dongeng. Pasalnya, proyek pembangunan smelter tersebut memakan waktu yang sangat lama.

"Cerita Freeport ini kami lihat sudah capek, lama sekali. Saya hampir 2 periode di sini, tapi Freeport gak jelas juga. Janji buat smelter gak clear-clear. Jadi cerita wayang ini, cerita bohong saja menurut saya," kata Nasir menanggapi.

Nasir menegaskan perlu dibentuk panitia khusus (pansus) untuk membongkar dan menelaah sebenarnya apa manfaat kehadiran Freeport untuk Indonesia. Ia menegaskan seharusnya waktu membangun smelter adalah 1,5 tahun hingga 3 tahun, bukan bertahun-tahun seperti yang dilakukan Freeport.

"Cerita bohong saja, dongeng gak selesai-selesai. Saya Fraksi Demokrat gak setuju dengan Freeport, karena cerita bohong saja yang dibangun. Saya tanya teman saya paling lama 3 tahun kok selesai, ini gak selesai-selesai sudah hampir 10 tahun saya di sini, gak selesai juga yang Gresik ini," sambungnya.



(skt/dzu)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK