Nilai tukar rupiah bertengger di level Rp15.096 per dolar AS pada Kamis (9/2) sore. Mata uang Garuda melemah 1 poin atau 0,01 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.120 per dolar AS.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia bergerak di zona hijau. Yen Jepang menguat 0,32 persen, baht Thailand menguat 0,19 persen, peso Filipina menguat 0,63 persen, won Korea Selatan melemah 0,01 persen, dan yuan China menguat 0,16 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dolar Singapura menguat 0,26 persen dan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen pada penutupan perdagangan sore ini.
Sedangkan, mata uang utama negara maju kompak berada di zona hijau. Tercatat euro Eropa menguat 0,44 persen, poundsterling Inggris menguat 0,51 persen, dan franc Swiss menguat 0,40 persen. Lalu, dolar Australia menguat 0,77 persen, dan dolar Kanada menguat 0,32 persen.
Analis DCFX Lukman Leong mengatakan rupiah yang melemah pada penutupan perdagangan ini dikarenakan investor yang mencerna isi pidato Jerome Powell ke arah hawkish tapi diprediksi tetap akan menaikkan suku bunga.
Namun, berkat indeks penjualan ritel yang tetap tumbuh, pelemahan rupiah bisa ditahan sangat tipis atau bahkan datar.
"Data menunjukkan penjualan ritel di Indonesia hanya tumbuh 0,7 persen di Desember lebih rendah dari bulan sebelumnya maupun ekspektasi pasar untuk 4 persen, hal ini menahan penguatan rupiah lebih lanjut," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.