Harga Minyak Terangkat usai Prospek Permintaan China Meningkat

CNN Indonesia
Selasa, 21 Feb 2023 08:22 WIB
Harga minyak dunia naik lebih dari satu persen pada perdagangan Senin (20/2), waktu AS. Ilustrasi. (iStock/bomboman).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia naik lebih dari satu persen pada perdagangan Senin (20/2), waktu AS. Penguatan terjadi berkat optimisme peningkatan permintaan dari China dan berlanjutnya rencana Rusia mengendalikan pasokan.

Berdasarkan Reuters, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk Maret naik 85 sen atau 1,1 persen, menjadi US$77,19 per barel. Sedangkan, minyak mentah Brent ditutup naik US$1,07 per barel atau 1,3 persen menjadi US$84,07 per barel.

Analis memperkirakan impor minyak China bakal mencapai rekor tertinggi pada 2023 untuk memenuhi peningkatan permintaan bahan bakar transportasi dan saat kilang baru mulai beroperasi.

"Optimisme di sekitar China hari ini mungkin penyebab atas kenaikan yang kita lihat pada minyak mentah, yang akan sangat masuk akal mengingat China adalah importir terbesar dunia dan diharapkan pulih dengan kuat dari transisi covid," kata Analis Pasar Senior OANDA Craig Erlam di London.

China dan India telah menjadi importir utama minyak mentah Rusia di tengah sanksi Barat terhadap Moskow. Baru-baru ini, juga ditetapkan embargo dan pembatasan harga karena perang dengan Ukraina.

Di India sebagai importir minyak terbesar ketiga dunia, impor nya naik ke level tertinggi dalam enam bulan pada Januari.

Kementerian Perdagangan China pun telah bertemu dengan perusahaan minyak swasta untuk membahas kesepakatan mereka dengan Rusia, kata lima sumber yang mengetahui masalah tersebut.

"Pemerintah ingin memahami berapa banyak perusahaan minyak swasta yang mungkin dapat membeli dan keinginan mereka sebenarnya untuk impor semacam itu," kata salah satu sumber yang mengetahui langsung diskusi tersebut.

Rusia berencana untuk memangkas produksi minyak sebesar 500.000 barel per hari (bpd), setara dengan sekitar 5 persen dari produksinya pada Maret mendatang. Keputusan ini setelah Barat memberlakukan pembatasan harga dan produk minyak Rusia.

Rusia adalah bagian dari kelompok produsen OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang sepakat pada Oktober untuk memangkas target produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari hingga akhir 2023.

Analis Goldman Sachs dalam catatan 19 Februari menilai rencana tersebut bisa kembali membuat harga minyak tembus US$100 per barel pada akhir tahun.



(ldy/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK