ANALISIS

Tepatkah Langkah Jokowi Bubarkan Merpati?

Mochammad Ryan Hidayatullah | CNN Indonesia
Kamis, 23 Feb 2023 07:17 WIB
Pengamat menilai langkah Jokowi membubarkan Merpati sudah tepat karena memang maskapai tersebut sudah sulit diselamatkan lagi.
Pengamat menyebut selain Merpati, Jokowi juga perlu membubarkan sejumlah BUMN yang masih merugi. (Wikimedia).

Setali tiga uang, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita juga menyebut pembubaran Merpati Airlines sudah tepat.

Menurutnya, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk mempertahankan perusahaan itu.

"Tak ada rugi bagi pemerintah dari pembubaran tersebut, karena sudah pailit sejak lama," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ronny menyebut sektor penerbangan memang cukup strategis, tapi Indonesia masih punya PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang telah diselamatkan dan ada PT Pelita Air Service juga.

Di sisi lain, ada juga perusahaan swasta nasional yang sampai ke pelosok-pelosok. Dengan begitu, pembubaran Merpati Airline secara strategis tidak berbahaya dan secara bisnis tidak layak dipertahankan.

Ronny menambahkan Kementerian BUMN juga perlu mempertimbangkan kelanjutan bisnis dari perusahan-perusahaan pelat merah lainnya yang sudah tidak sehat. Ia menilai perusahan-perusahaan itu juga layak dibubarkan daripada membebani anggaran negara setiap tahun atas nama penyertaan modal negara (PNM).

Merpati Airlines sendiri sebelumnya memang sudah masuk daftar perusahaan pelat merah yang akan dibubarkan oleh Erick Thohir. Selain Merpati Airlines ada juga beberapa perusahaan yang akan dibiarkan seperti PT Istaka Karya (Persero), PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero), dan PT Kertas Leces (Persero).

Nama yang disebutkan terakhir pun saat ini sudah dibubarkan. Dalam kesempatan lain, Erick Thohir mengatakan masih ada 9 dari 41 perusahaan pelat merah yang merugi sepanjang 2022.

Namun, Erick tidak menjabarkan secara detail nama kesembilan perusahaan tersebut. Pembubaran perusahaan BUMN bisa saja terjadi lagi mengingat Erick memang dikenal dengan aksi bersih-bersih di BUMN.

Ia juga melakukan perampingan jumlah BUMN dari 108 menjadi 41. Perampingan ini diklaim memberikan hasil yang lebih baik dengan meningkatnya kinerja BUMN.

Saat baru menjabat sebagai menteri BUMN, Erick menyebut 70 persen BUMN mengalami kerugian. Ia mengatakan perbaikan kinerja terletak pada dua kunci utama yakni aspek kepemimpinan di tubuh BUMN dan juga penerapan sistem yang berjalan secara konsisten.

Erick menambahkan program bersih-bersih ini tentu tidak selesai dalam waktu singkat lantaran sudah terjadi sejak zaman dahulu. Namun, ia meyakini pemilihan pemimpin berdasarkan leadership yang baik dan sistem yang dibangun akan bisa mengurangi korupsi.



(agt)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER