Bos BUMN Tuding Malaysia Selundupkan Timah dari RI
Direktur Utama PT Timah Tbk Achmad Ardianto menuding Malaysia menyelundupkan timah dari Indonesia untuk diolah di smelter negara tersebut.
"Smelter timah di Malaysia sampai sekarang masih beroperasi, tapi mereka gak punya bijih timah. Mereka impor dari Australia, Myanmar, atau selundupan dari Indonesia. Ya (selundupan) dan mereka survive karena jadi murah," tegasnya dalam Energy and Mining Outlook 2023 di Sopo Del Tower, Jakarta Selatan, Kamis (23/2).
Achmad menegaskan padahal Indonesia adalah produsen timah terbesar kedua di dunia dengan cadangan timah yang juga terbesar kedua di dunia. Menurutnya, Indonesia harus bisa diuntungkan dengan hal tersebut.
Ia mengatakan timah lebih unggul dibandingkan bahan mineral lain, seperti nikel dan tembaga yang dibutuhkan untuk industri kendaraan listrik hingga pasir silika dan alumunium untuk solar panel. Sementara itu, Achmad menyebut timah dibutuhkan di setiap perkembangan teknologi maju.
Dengan begitu, ia meminta pemerintah serius menyiapkan kebijakan menarik untuk mendatangkan investor ke Indonesia dan melakukan hilirisasi timah. Bos perusahaan pelat merah itu menyinggung soal capital cost atau biaya yang harus dikeluarkan investor.
Menurutnya, investor bakal datang ke Indonesia untuk melakukan hilirisasi timah jika capital cost-nya rendah. Ia juga menyinggung soal kesiapan lain selain perhitungan capital cost yang menarik untuk investor.
"Kesiapan infrastruktur, elektrik, harga gasnya bisa gak distabilkan, sumber daya manusia (SDM)-nya siap gak untuk bekerja. Itu butuh biaya bagi investor untuk masuk ke satu lokasi dan mengamankan kebutuhan itu ada serta didukung pemerintah," tandasnya.