Pengusaha Ritel Pede Harga Beras Turun Seminggu Sebelum Lebaran
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey memprediksi harga beras premium akan turun seminggu sebelum Idulfitri. Hal itu seiring dengan terjadinya panen raya pada Maret mendatang sehingga beras bisa masuk ke ritel pada pertengahan April.
"Mudah-mudahan sebelum HBKN (Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Idulfitri sudah turun. Satu minggu sebelum HBKN sudah turun karena yang panen di pertengahan-akhir Maret itu sudah digiling, pertengahan April sudah masuk," ujar Roy di Balai Sudirman, Kamis (23/2).
Dalam kesempatan yang sama, Roy juga menjelaskan penyebab kenaikan harga beras premium beberapa waktu terakhir di mana di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp64 ribu per 5 kg. Ia mengatakan kenaikan harga tidak terlepas dari belum adanya panen raya.
Ia menjelaskan beras premium maupun medium Bulog masih bisa dibeli sesuai HET karena adanya beras impor. Namun, beras premium swasta tidak bisa karena belum ada panen raya.
"Swasta-swasta ini juga waktu menebus berasnya dari penggilingan itu memang sudah naik karena demand supply tadi. Kenapa tebus mahal? Karena supply belum panen tapi demand tetap kan," katanya.
Badan Pusat Statistik mencatat sebanyak 147 kabupaten atau kota di Indonesia mengalami kenaikan harga beras pada minggu ketiga Februari 2023.
"Sepuluh kabupaten/kota dengan potensi kenaikan harga beras tertinggi antara lain Ende (NTT), Sumba Tengah (NTT), Probolinggo (Jatim), Malinau (Kaltara), Lombok Timur (NTB)," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah, di Jakarta, Senin (20/2).
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meramal stok beras sejumlah daerah di Indonesia akan melimpah pada Maret 2023. Perkiraan tersebut dilandaskan pada masa panen raya yang bakal tiba pada akhir Februari ini hingga awal Maret mendatang. Jokowi berharap stok yang melimpah bisa mempengaruhi harga beras di pasaran.
"Mungkin secara nasional di Februari mungkin 1 jutaan (hektar), mungkin nanti di bulan Maret 1,9-an (juta hektar). Kira-kira itu, sehingga kalau produksi dari petani, dari panen ada, artinya stok melimpah," kata Jokowi dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/2).