Insiden kebocoran minyak dan gas milik Pertamina terjadi pada 12 Juli 2019. Gumpalan minyak itu berasal dari kebocoran blok minyak dan gas (migas) lepas pantai Offshore North West Java (ONWJ) yang dikelola cucu usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE)-ONWJ. Lokasinya sekitar 7 mil (11,2 km) dari bibir pantai Cilamaya, pesisir utara Karawang, Jawa Barat, tepatnya di sumur YYA 1.
Dalam paparan kepada media pada Juli 2019 lalu, Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu menjelaskan ada indikasi terjadi anomali tekanan pengeboran sumur YYA-1 sehingga gelembung gas muncul dan mengakibatkan kebocoran.
Setelah kejadian itu, operator menghentikan kegiatan operasi. Dua hari setelahnya atau pada 14 Juli pukul 22.40 WIB, pegawai mulai dievakuasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya berselang empat hari sejak kebocoran terjadi, lapisan minyak mulai muncul di permukaan laut. Tiupan angin membuat minyak menyebar luas, mengotori delapan pantai di Karawang dan dua di Bekasi, bahkan hingga ke Pulau Seribu di Jakarta.
Pertamina sendiri telah berupaya menahan tumpahan minyak di sekitar anjungan YYA 1. Berdasarkan keterangan VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman pada awal Agustus, perusahaan menyatakan memasang oil boom atau alat yang digunakan untuk mengurung tumpahan minyak di air.
Pipa milik Pertamina meledak di Cimahi, Jawa Barat pada Oktober 2019. Ledakan terjadi di lokasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Kejadiannya kan sekitar pukul 13.30, tiba-tiba terdengar ledakan kencang sekali," kata Rohati, warga Gang Melong, Kecamatan Cimahi Selatan pada 2019 lalu.
Akibat ledakan itu, seorang petugas operator alat berat proyek KCJB tewas di lokasi. Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi menduga petugas yang tewas tersebut mengoperasikan alat berat dengan menancapkan benda keras yang mengenai pipa minyak milik Pertamina.
Kebakaran yang melanda Depo Plumpang juga pernah terjadi pada 18 Januari 2009 pukul 21.15 WIB. Saat itu, satu petugas keamanan Pertamina tewas akibat insiden tersebut.
Sejumlah media saat itu melaporkan depo Plumpang meledak di tengah isu pergantian Dirut Pertamina Ari H Soemarno oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Rumor bahwa ledakan itu akibat ulah teroris juga merebak. Sebab sebelumnya, pada 21 Oktober 2009, Densus 88 membekuk teroris di Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang menargetkan depo Pertamina Plumpang.
(fby/wiw)