Pertamina Klaim Depo Surabaya Nempel Permukiman Sesuai Standar

CNN Indonesia
Kamis, 09 Mar 2023 18:24 WIB
PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus mengklaim lokasi Depo Pertamina di Surabaya, yang dekat rumah warga sesuai dengan tata ruang dan tata kota. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi).
Surabaya, CNN Indonesia --

PT Pertamina Patra Niaga Jatim, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) mengklaim lokasi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau Depo Pertamina di Jalan Perak Barat, Surabaya, yang berdekatan dengan permukiman warga, sudah sesuai standar tata ruang dan tata kota.

"Kalau dilihat gambar yang diambil sekilas angle (tangki dan rumah warga) dekat, tapi kalau dilihat dari aerial view itu masih masuk dalam batasan standar Amerika, 30 meter dari tangkinya," kata Section Head Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus  Taufiq Kurniawan kepada CNNIndonesia.com, Rabu (8/3).

Saat ini, warga kampung di dekat depo itu sedang dirundung ketakutan menyusul peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, yang menimbulkan banyak korban.

Ketakutan itu dirasakan khususnya oleh warga yang tinggal di Jalan Teluk Nibung, Kelurahan Perak Utara, Kecamatan Pabean Cantikan, Surabaya. Rumah mereka hanya berjarak sekitar 30 meter dari tangki BBM di area Depo Pertamina.

Taufiq menuturkan, Depo Pertamina Perak atau yang disebut Integrated Terminal Surabaya Group memiliki luasan kurang lebih 14 hektare. Tempat ini mampu menampung 225.000 kiloliter gasoline, gasoil dan avtur di 37 tangkinya.

Terminal ini, kata dia, sudah ada sejak 1960-an. Letaknya yang berdekatan dengan pelabuhan itu sudah disesuaikan dengan tata kota dan tata ruang wilayah untuk menunjang penerimaan material BBM, yang vital bagi konsumsi masyarakat Surabaya dan Jatim.

Menurutnya terminal ini jelas menjadi daya tarik masyarakat karena potensi ekonomi yang ditimbulkan. Maka munculah tempat usaha, hingga permukiman warga, yang makin lama letaknya kian mendekat ke depo ini.

"Bahwa memang kalau di mana-mana terminal BBM itu jadi magnet baik secara ekonomi maupun secara letaknya, keberadaanya misalnya pekerja yang bekerja di situ kemudian membutuhkan, ada yang kos, laundry dan tempat makan. Sehingga pasti lambat laun permukiman warga itu mendekat ke arah situ karena melihat potensi yang ada dari terminal," ucapnya.

Jika sudah begitu, menurut Taufiq, masyarakat yang tinggal di sekitar depo, sudah sepatutnya paham akan risiko yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.

"Mereka yang tinggal di situ sudah seharusnya sadar akan risiko yang suatu saat mungkin timbul. Hanya saja ini ada insiden Plumpang, ini jadi momen recall sudah amankah kita tinggal di sini, ini kembali ke penataan ruang wilayah dan kota," katanya.

Kendati demikian, pihak Pertamina meminta agar masyarakat di sekitar depo, khususnya yang tempat tinggalnya berdekatan, untuk tak khawatir. Apalagi sampai masuk ke isu menuntut terminal BBM itu direlokasi.

Pasalnya, kata Taufiq, Integrated Terminal Surabaya Group ini begitu vital, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi BBM masyarakat Surabaya dan Jatim.

"Masyarakat kami minta tidak khawatir dan jangan masuk dalam pusaran isu relokasi. Karena keberadaan terminal BBM di situ ya vital. Soalnya dia titik nol perjalanan BBM di Jatim sebelum disalurkan melalui berbagai macam moda," ujarnya.

Terlebih, tiap tahun Pertamina juga rutin melakukan pelatihan tanggap darurat kepada warga di sekitar depo. Termasuk tentang penanggulangan kebakaran.

"Kami rutin tiap tahun menyelenggarakan pelatihan tanggap darurat bersama dengan warga dan masyarakat. Itu dilaksanakan di kelurahan Perak Utara, kemudian Tanjung Perak, semuanya di kawasan kecamatan Pabean Cantikan," kata dia.

Hal ini kemudian dirasa cukup efektif. Sebab selama ini, menurut Taufiq, tak ada kejadian kebakaran yang berarti di permukiman warga di sekitar depo. Masyarakat juga sudah teredukasi dengan baik.

Di sekitar depo, kata dia, juga sudah dilengkapi dengan sistem keamanan seperti pipa berisi air, oil cacther, pola fire protection dan lainnya. Hal itu untuk mengantisipasi kejadian kebakaran hingga rembesan BBM ke wilayah permukiman warga.

"Saya rasa masyarakat Surabaya, khususnya di Kecamatan Pabean Cantikan atau Kelurahan Perak Utara itu sudah terbiasa menghadapi situasi itu dan tahu akan bahaya yang sekiranya muncul dan menjaga. Dan selama ini kan enggak ada kebakaran yang disebabkan oleh puntung rokok atau semacamnya, mereka sudah teredukasi dengan baik," sebutnya.

Termasuk juga soal pipa yang berada di sekitar depo. Ia memastikan penempatannya sudah sesuai dengan tata ruang. Pipa-pipa itu juga hanya berada di samping jalan raya. Tak sampai ke permukiman warga.

"Iya karena penyaluran kami juga menggunakan pipa. Yang dilalui sesuai dengan tata ruang diarahkan ke badan jalan, di pinggir trotoar, enggak melalui permukiman warga," tuturnya.

"Terus tangkinya yang dekat dengan permukiman itu adalah tangki yang kandungan minyaknya lebih sedikit mudah terbakar, bahkan tidak bisa terbakar sama sekali, ada jenis yang kami pertimbangkan di situ," pungkasnya.



(frd/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK