Harga minyak turun sekitar 1 persen menjadi level terendah dalam dua minggu pada Kamis (9/3).
Hal ini karena kekhawatiran meningkat bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve) mungkin terlalu jauh dengan kenaikan suku bunganya untuk mengendalikan inflasi, yang dapat menyebabkan resesi dan menurunkan permintaan minyak di masa depan.
Mengutip Reuters, Jumat (10/3), Bank sentral AS menggunakan suku bunga yang lebih tinggi untuk mengurangi inflasi. Namun, suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya pinjaman konsumen, yang dapat memperlambat perekonomian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Federal Reserve terus berusaha untuk mengendalikan inflasi dan itu berdampak pada kekhawatiran akan menurunnya permintaan minyak di masa depan karena kemungkinan adanya resesi," kata John Kilduff, seorang mitra di perusahaan investasi Again Capital LLC di New York.
Kontrak berjangka Brent turun US$1,07, atau 1,3 persen, menjadi ditutup pada US$81,59 per barel, level penutupan terendah sejak 22 Februari.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 94 sen, atau 1,2 persen, menjadi ditutup pada US$75,72, level penutupan terendah sejak 27 Februari.
Ini menempatkan kedua patokan itu turun selama tiga hari berturut-turut, dengan WTI turun sekitar 6 persen dan Brent turun sekitar 5 persen selama periode tersebut.
Jumlah warga AS yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran baru meningkat paling banyak dalam lima bulan terakhir pekan lalu, tetapi tren yang mendasarinya tetap konsisten dengan pasar tenaga kerja yang ketat.
"Pertumbuhan yang melambat terus membebani harga minyak," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA.
Sikap hawkish yang diperbaharui dari Federal Reserve mendorong investor untuk merencanakan bagaimana rezim suku bunga lebih tinggi dalam waktu yang lebih lama dapat membebani saham AS, dengan beberapa pengamat pasar mengatakan kombinasi imbal hasil obligasi yang lebih tinggi dan inflasi yang stabil tidak baik untuk pengembalian ekuitas.
Kilduff mencatat bahwa lelang obligasi AS pada Kamis sore cukup mengerikan pasar dan menjadi pemicu sentimen risiko off untuk penurunan pasar minyak dan saham.