Kronologi Bank Raksasa Credit Suisse di Ambang Kejatuhan

CNN Indonesia
Jumat, 17 Mar 2023 12:24 WIB
Bank raksasa Credit Suisse di ambang kejatuhan usai harga sahamnya anjlok lebih dari 20 persen, rencana PHK hingga pemisahan divisi bisnis.
Bank raksasa Credit Suisse di ambang kejatuhan usai harga sahamnya anjlok lebih dari 20 persen, rencana PHK hingga pemisahan divisi bisnis. (AFP/FABRICE COFFRINI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Credit Suisse di ambang kebangkrutan usai harga sahamnya anjlok lebih dari 20 persen, Rabu (15/3) lalu. Saham Credit Suisse ditutup setelah menukik ke posisi terendah 24,24 persen dalam sejarah.

Akibatnya, nilai perusahaan menurun di bawah US$7 miliar. Saham bank terbesar kedua di Swiss itu ambruk usai pemegang saham mayoritas menolak mengucurkan modal lagi untuk Credit Suisse.

Dalam wawancara dengan Bloomberg, Bank Nasional Saudi (SNB) menyebut pihaknya tak akan meningkatkan sahamnya di Credit Suisse. Adapun kepemilikan saham SNB di Credit Suisse mencapai 9,88 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komentar itu disampaikan saat pasar saham Eropa anjlok di tengah kekhawatiran baru tentang sektor perbankan dan sontak membuat para investor panik.

Pasalnya, selama berbulan-bulan mereka khawatir melihat kinerja buruk bank, sehingga mungkin harus meminta tambahan modal kepada para pemegang saham.

Krisis Credit Suisse bahkan menyebar ke saham perbankan Eropa lainnya, dengan bank-bank Prancis dan Jerman seperti BNP Paribas, Societe Generale, Commerzbank, dan Deutsche Bank turun antara 8 persen dan 10 persen.

Untuk meredakan kepanikan, Bank Sentral Swiss pun turun tangan dengan mengatakan modal dan tingkat likuiditas di Credit Suisse cukup memadai. Bank Sentral bahkan siap menyediakan likuiditas bagi lembaga itu jika diperlukan.

"Credit Suisse memenuhi persyaratan modal dan likuiditas yang lebih tinggi bagi bank-bank penting secara sistemik. Selain itu, SNB akan menyediakan likuiditas ke bank yang aktif secara global jika perlu," kata Bank Nasional Swiss dan regulator keuangan Swiss Finma dalam pernyataan resmi bersama, dikutip AFP, Kamis (16/3).

Aroma kebangkrutan Credit Suisse sudah lama merebak setelah bank tersebut terus mencatatkan kerugian, serta dihantam serangkaian kesalahan dan kegagalan kepatuhan selama beberapa tahun terakhir yang merusak reputasinya di mata klien dan investor. Kondisi itu membuat beberapa eksekutif puncak di-PHK.

Tahun lalu, nasabah menarik kembali 123 miliar franc Swiss atau setara US$133 miliar dari Credit Suisse, yang sebagian besar diambil pada kuartal IV 2022. Bank melaporkan kerugian bersih tahunan hampir 7,3 miliar franc Swiss atau US$7,9 miliar dan menjadi kerugian terbesar sejak krisis keuangan global 2008.

Pada Oktober 2022, pemberi pinjaman tersebut memulai rencana restrukturisasi 'radikal' antara lain melakukan PHK terhadap 9.000 karyawannya pada 2025, memisahkan bank investasinya, dan fokus pada manajemen kekayaan.

Kala itu, Bank Nasional Saudi berkomitmen menyuntik modal sebesar US$1,5 miliar dari US$4 miliar modal baru yang Credit Suisse kumpulkan untuk mendanai perombakan tersebut.

Lanjut ke halaman sebelah...

Restrukturisasi radikal hingga buyback saham

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER