Harga Minyak Naik Tembus US$78 per Barel
Harga minyak mentah naik untuk sesi ketiga pada Rabu (29/3). Kenaikan ini terjadi ketika penghentian beberapa ekspor dari Kurdistan, Irak, memunculkan kekhawatiran tentang pasokan yang ketat, serta meredanya kekhawatiran tentang krisis perbankan global.
Kontrak berjangka minyak mentah Brent naik 16 sen, atau 0,20 persen, menjadi US$78,30 per barel. Sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik 35 sen, atau 0,48 persen, menjadi US$73,69 per barel.
"Kekhawatiran tentang penurunan pasokan dari wilayah Kurdistan, Irak, dan kelegaan di pasar keuangan yang khawatir tentang gejolak sektor perbankan terus mendorong minat risiko investor," kata Satoru Yoshida, seorang analis komoditas dengan Rakuten Securities, dikutip dari Reuters.
Lihat Juga : |
"Harapan bahwa Federal Reserve AS akan mempertahankan sikap hati-hati dalam menaikkan suku bunga karena tekanan perbankan juga meningkatkan harapan untuk perekonomian global yang lebih kuat dan permintaan minyak," kata Yoshida, memprediksi tren bullish akan berlanjut pada minggu ini.
Minggu ini, harga minyak naik setelah ekspor 450 ribu barel per hari (bph) dari wilayah Kurdistan utara, yang semi-otonom Irak, dihentikan. Hal ini menyusul keputusan arbitrase yang mengkonfirmasi persetujuan Baghdad diperlukan untuk mengirimkan minyak tersebut.
Sebelumnya, para analisis mengharapkan stok minyak mentah AS akan naik minggu lalu, sementara persediaan bahan bakar distilat dan bensin diperkirakan turun.
Badan Informasi Energi AS akan merilis laporan mingguannya pada pukul 10.30 pagi (14.30 GMT) pada Rabu.
Dari sisi pasokan, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan Moskow perlu fokus pada peningkatan ekspor energi ke negara-negara yang disebutnya 'ramah', serta mencatat bahwa pasokan minyak Rusia ke India melonjak 22 kali lipat tahun lalu.