Sementara itu, Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Eliza Mardian mengatakan kebijakan HET memang diperlukan agar konsumen tidak rugi.
Menurutnya, harus ada kepastian harga yang juga bisa mengurangi risiko inflasi sehingga daya beli konsumen tetap terjaga. Hanya saja, terkadang penetapan HET tak sesuai realitas.
"Namun, seringkali penetapan HET kurang adaptif terhadap perubahan harga di tingkat produsen. Karena kebijakan HET yang dijadikan acuan itu harganya merujuk pada tahun-tahun sebelumnya," tuturnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eliza menyebut pemerintah seharusnya bisa mencegah kenaikan harga dengan melakukan fungsi pengawasan ketat terhadap distribusi barang. Menurutnya, langkah ini bisa optimal jika didukung data terkait supply dari setiap pelaku rantai pasok.
"HET (yang berlaku saat ini) kurang relevan dengan kondisi sekarang. Perlu formula penetapan HET yang adaptif terhadap kenaikan biaya produksi," kata Eliza.
Ia meminta pemerintah responsif dengan mempertimbangkan biaya produksi. Misalnya, berkurangnya anggaran subsidi pupuk dan BBM yang sangat berpengaruh terhadap kenaikan biaya produksi.
Di lain sisi, Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios) Muhammad Andri Perdana menilai ketentuan HET bervariasi. Ada yang hanya sebagai harga patokan formalitas dan tidak memiliki kekuatan hukum, ada pula yang memiliki ancaman hukum jika ada pedagang yang menjual di atas HET.
Ia menyoroti soal Minyakita yang masih ditemukan dijual di atas HET di beberapa pasar.
Andri mengatakan sebenarnya pemerintah punya dasar hukum menindak penjual bandel yang menjajakan minyak goreng pemerintah tersebut dengan harga di atas HET.
"Namun, seberapa besar ancaman hukum sendiri pada dasarnya tidak akan bisa melawan hukum pasar karena pilihannya bagi pedagang jika tidak mau rugi adalah menjual di atas HET atau tidak menjual sama sekali," kata Andri.
Jika banyak pedagang pada akhirnya memilih tidak mau menjual Minyakita ketimbang harus merugi, maka masyarakat akan semakin sulit mendapatkannya di pasar dan malah membuat harganya semakin mahal di level konsumen.
"Menentukan HET tanpa memastikan pasokan yang kuat tidak akan bisa menahan gejolak harga di pasar. Justru akan membuat barang lebih sulit didapat di masyarakat karena mengurangi minat sebagian pedagang untuk ikut menjual barang tersebut," tandasnya.