Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bakal mencabut izin dan penunjukkan bengkel konversi motor listrik yang bandel.
Hal ini disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Sahid Junaidi dalam sosialisasi Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2023 tentang Pedoman Umum Bantuan Pemerintah dalam Program Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai.
"Kita bicara sanksi bahwa bagi bengkel konversi yang melanggar akan dikenakan teguran tertulis dan maksimalnya pencabutan penunjukkan bengkel konversi," tegas Sahid melalui kanal YouTube Kementerian ESDM, Selasa (4/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2023, bengkel konversi harus memberikan keterangan, surat, bukti, atau dokumen lainnya yang benar serta layanan purna jual kepada konsumennya.
Kewajiban dalam Pasal 5 ayat 2 itu harus dipatuhi bengkel konversi jika tidak ingin dijatuhkan sanksi.
Lalu, sanksi seperti yang disampaikan Sahid tertuang dalam Pasal 9, di mana dijelaskan pada tahap awal bengkel konversi yang melanggar Pasal 5 ayat 2 akan mendapat teguran tertulis maksimal 3 kali.
Jika masih bandel dan tidak menaati rekomendasi dalam teguran tertulis, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM bakal mencabut penunjukkan bengkel konversi.
Sementara itu, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan saat ini sudah ada 21 bengkel konversi yang tersertifikasi Kementerian Perhubungan. Total bengkel tersebut ditarget bisa mengonversi 2.000 unit motor per bulan.
Sedangkan target konversi motor listrik tahun ini adalah 50 ribu unit yang akan bertambah ke 150 ribu unit pada 2024 mendatang. Oleh karena itu, Dadan menyebut pihaknya terus mengebut penambahan jumlah bengkel konversi bersertifikat Kemenhub.
"Untuk memenuhi target konversi 50 ribu unit, dibutuhkan tambahan dari bengkel-bengkel konversi yang ada. Kami akan melakukan pelatihan di beberapa tempat, antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, Denpasar, Mataram, Kupang, dan juga Balikpapan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas konversi menjadi hampir 1 juta unit per tahun," ungkapnya.