Daya Tarik Properti Singapura yang Laku Keras Dibeli Crazy Rich RI
Aksi crazy rich Indonesia yang berbondong-bondong membeli properti di Singapura didorong oleh berbagai faktor, antara lain nilai sewa yang tinggi hingga kejelasan hukum.
Pengamat Properti Matius Jusuf merinci setidaknya empat faktor utama properti Singapura menggiurkan. Pertama, nilai sewa yang naik terus sehingga cocok untuk investasi.
"Nilai sewa naik terus harganya. Jadi, orang berburu di sana karena bisa dapat nilai sewa yang sangat bagus untuk investasi," katanya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (27/4).
Lihat Juga : |
Kedua, infrastruktur di Singapura sudah sangat maju. Konektivitas properti dengan moda transportasi menjadi nilai tambah.
Jusuf mengatakan properti yang paling diburu crazy rich RI berada di kawasan Orchard alias Distrik 9. Meski begitu, properti daerah lain di Singapura juga menjanjikan.
"Singapura selalu bagus karena dia punya infrastruktur mendukung. Dia punya MRT sama bus sampai ke mana-mana. Itu yang membuat harga properti di mana-mana, apalagi kalau ada integrasi MRT, laku keras," tuturnya.
"Kebanyakan orang beli di Orchard, Distrik 9 yang harganya gila-gilaan. Toa Payoh bagus, dekat bandara juga bagus. Singapura rata-rata bagus karena infrastruktur sudah mencukupi, sangat mendukung," sambung Jusuf.
Ketiga, faktor kepastian hukum. Menurut Jusuf, crazy rich merasa aman saat membeli properti di Singapura, beda dengan di Tanah Air. Oleh karena itu, ia menyarankan pemerintah Indonesia segera memperjelas kepastian hukum industri properti. Dengan begitu, banyak orang yang akan tertarik memboyong properti di dalam negeri.
Keempat, pajak pembelian di Singapura yang bakal naik dari 30 persen ke 60 persen. Dengan begitu, para crazy rich adu sikut membeli properti di saat pajaknya masih cukup rendah.
"Di Indonesia bayar PPn 11 persen, kalau di sana bayarnya dari 30 persen dan sebentar lagi jadi 60 persen. Maka semuanya buru-buru beli karena pajak pembelian akan berlaku 60 persen," ungkapnya.
Ahli properti Steve Sudijanto mengatakan faktor pertama orang berduit RI gemar membeli properti di Singapura adalah untuk investasi. Pasalnya, Negeri Singa itu menjadi salah satu negara yang populer sebagai pusat keuangan Asia.
"Harga investasi properti di Singapura menarik untuk dimiliki prestise, disewakan harga tinggi, dan dijual kembali dengan harga yang tinggi, dan faktor keamanan," ujarnya.
Steve menyebut harga properti di Distrik 9 dan 10 Singapura memang mahal. Meski begitu, tetap saja banyak orang tajir yang berebut membeli properti di daerah tersebut.
Menurutnya, masih ada beberapa daerah di Singapura lain yang menawarkan harga cukup terjangkau dan bisa menjadi opsi bagi para konglomerat RI.
Faktor kedua, letak geografis Singapura yang strategis. Negeri Singa itu dekat dengan Jakarta, Surabaya, Medan dan untuk berkunjung ke Singapura hanya cukup membawa paspor.
Fenomena properti Singapura laku keras diborong crazy rich RI kembali viral belakangan ini. Ada salah satu orang tajir Indonesia dilaporkan membeli rumah di kawasan Nassim Road seharga 206,7 juta dolar Singapura atau Rp2,3 triliun (asumsi kurs Rp11.194 per dolar Singapura).
Meski belum diketahui identitas crazy rich RI tersebut, ia bakal bertetangga dengan salah seorang pendiri Facebook bernama Eduardo Saverin. Sang co-founder Facebook itu dilaporkan membeli mansion seluas 84.500 kaki persegi di Nassim Road seharga 230 juta dolar Singapura pada 2019 lalu.
(skt/pta)